FETBF | 21. Rokok

5.1K 433 19
                                    

Typo tandain sayyy~

»»——⍟——««

“Kean, lo jangan coba-coba nyentuh rokok ya anjir!” peringat Shanta melihat Keano ingin mengambil bungkus rokok milik Rajen.

“Kenapa, sih? Gua kan juga cowok, masa nggak boleh?” kesal Keano.

”Shaka aja nggak kasih ijin, anying. Jadi jangan coba-coba lo.”

“Kai enggak ada disini juga, ribet amat.” sungut Keano.

Keano tetaplah Keano yang keras kepala. Selalu ingin mencoba hal yang menurutnya menarik.

Saat ini ia berada di markas Cerberus tanpa adanya Shaka.

Shaka sedang mengurus perusahaannya yang berada di luar kota selama seminggu ke depan. Jadilah Shanta yang ditugaskan Shaka untuk menjaga anak itu.

“Tetep aja, cok! Shaka tau gua yang bakalan dihajar.” Shanta agak kesal dengan sikap keras kepala Keano.

“Asal lo nggak cepu, Kai nggak akan tau!”

“Terserah lo lah.” pasrah Shanta.

Ia tak bisa menang jika berdebat dengan kekasih abangnya ini. Keano selalu memiliki jawaban dan selalu membantah ucapannya.

Keano senang saat mengetahui ketidak berdayaan Shanta. Ia merasa menang.

Dengan riang, ia mengambil bungkus rokok milik Rajen itu lalu mengambil sebatang dari dalamnya. Yang punya rokok sendiri sedang pergi menemani Aslan membeli makanan.

Selanjutnya, Keano mengambil korek laku menghidupkan rokoknya. Ia menyesap rokok itu, sedikit pait namun lama kelamaan ia terbiasa dengan rasa itu.

Sebenarnya dulu Keano pernah merokok saat SMP bersama teman-teman SMP-nya. Namun, karena ketahuan Shaka ia dilarang menyentuh barang itu.

Dan kini ia ingin mencobanya lagi, berhubung Shaka sedang di luar kota. Ia agak bebas untuk melakukan apapun sesukanya.

Tidak tahu jika seseorang ditugaskan Shaka untuk menjaganya dari jarak yang cukup jauh.

“Satu batang aja, jangan banyak-banyak.” ujar Shanta memperingati Keano.

“Terserah gua, lah.”

'Anjing, gua bilangin Shaka mampus lu, Ke.' batin Shanta kesal.

“Sabar, Shan.” ucap Derrel mengelus bahu Shanta.

“Nih bocah agak ngelunjak sih.”

“Emosi mulu bro, nih kopi. Biar idup lu makin pait.” Askar datang sembari meletakkan segelas kopi di hadapan Shanta. Tak lupa memberi teh pada Derrel, dan susu vanilla kepada Keano.

Mereka hanya berempat di sini. Teman-temannya yang lain sibuk katanya.

“Kok gua susu?!”

“Minum aja, Ke. Nih markas lagi kere kayaknya.” balas Askar.

“Dih, enak aja kere! Lo aja kali yang nggak tau tempatnya.” sahut Derrel tak terima, bagaimanapun juga ia adalah anggota Cerberus.

“Gemes amat pacar gua kalau sewot gini.” ucap Shanta setelah mencuri kecupan di bibir Derrel.

“Kaishan!” sentak Derrel memukul kencang punggung Shanta, membuat cowok itu meringis lebay. Padahal nggak sakit sama sekali.

“Jauh-jauh sana dasar bucin!” kesal Keano.

“Nggak sadar diri lo. Kalau Shaka disini juga lo bucinnya melebihi mereka, Ke.” cetus Askar.

“Jomblo dilarang komentar.”

From Enemy To Best(boy)Friend Où les histoires vivent. Découvrez maintenant