39 S2: 87

151 31 0
                                    

Sisa membunuh Koro-sensei masih ada 8 hari, (M/N) yang mengetahui itu mulai terdiam dan menelungkup wajahnya di atas tumpuan kedua tangannya.

Yada yang melihatnya adiknya menjadi aneh meski udah aneh dari dulu seketika heran karena tidak biasanya (M/N) itu diam.

"Hei, kamu berhasil menuju SMA yang kamu inginkan?" tanya Yada menghampiri bangku (M/N) yang di balas gelengan. "Gagal?" Dan di balas dengan anggukan oleh (M/N).

Yada seketika berkacak pinggang karena mengira (M/N) menjadi pendiam karena gagal memasuki SMA yang diinginkan, jadi Yada memberikan tips & trick ke (M/N) agar lulus serta kata-kata semangat.

"Iya, iya, aku tahu ... " sahut (M/N) yang akhirnya bersuara karena bosan mendengar kata-kata Yada.

"Hah—padahal nanti malam Ayah dan Ibu akan merayakan untuk kita. Kamu harus datang, loh!" seru Yada yang di balas deheman.

Lalu tak lama kemudian Koro-sensei masuk ke dalam kelas membuat (M/N) menghela nafas lega melihat kepergian Yada yang kembali ke bangkunya.

Karma yang tengah menatap (M/N) diam-diam yang kembali tidur dengan wajah terkubur dalam kedua lengannya merasa ada sesuatu yang aneh sengaja disembunyikan oleh (M/N) sendiri.

Prok!

Prok!

Prok!

"Kalian semua berhasil diterima di sekolah pilihan 1 dan 2! Omedetou gozaimasu, hebat sekali kalian bisa kembangkan pisau kedua kalian! Kalian masuk ke SMA layaknya bintang gemilang!" seru Koro-sensei memberi selamat kepada murid-muridnya.

Ia bertepuk tangan dengan gembira dan ikut merasa senang akan keberhasilan murid didiknya. Lalu sebuah pertanyaan yang tertuju pada (M/N) menarik perhatian teman sekelasnya.

"Oh iya, bagaimana denganmu (M/N)? Aku tidak melihat namamu di papan pengumuman di Kunugiaoka?" (M/N) yang lagi turu langsung kebangun pas namanya di sebut dan menguap lebar sembari menggosok sudut matanya yang gatal.

Teman sekelasnya memasang wajah terkejut mendengar (M/N) yang memilih ke SMA Kunugiaoka dan tambah terkejut lagi karena laki-laki bersurai coklat pudar itu sepertinya tidak lolos dalam ujian.

Padahal menurut mereka, (M/N) bisa saja masuk dengan mudah karena nilainya bagus dan pastinya tidak kesulitan dalam mengerjakan tapi apa yang membuatnya bisa gagal.

"Kamu daftar ke Kunugiaoka?" tanya Karma tidak percaya karena (M/N) tidak memberitahu padanya yang memiliki tujuan ke SMA yang sama.

"Hee, sejak kapan? Kenapa kamu tidak memberi tahu kami?" sahut Maehara membalikkan badan ke belakang untuk menengok ke arah bangku (M/N).

Tatapan dari teman sekelasnya hanya di balas senyum watados dari (M/N) dan menjawab dengan gugup, "Y-ya ... Seperti yang kalian ketahui, aku gagal dan mana mungkin aku memberitahukan kegagalanku, kan?"

"Apa!? Gagal! Mana mungkin!" seru Sugino mewakili perasaan teman sekelasnya.

Hampir saja tawa (M/N) menyembur keluar saat Sugino melototinya yang bukannya terlihat seram tapi, justru sangat lucu baginya.

"Bagaimana kamu bisa gagal (M/N)?" tanya Isogai karena masih tidak percaya dengan laki-laki itu gagal padahal nilainya juga bagus-bagus semua.

"Aku kehilangan kartunya dan tidak bisa masuk ikut ujian lalu di nyatakan gagal. Ah, tapi aku akan mencoba mendaftar di luar Jepang dan kebetulan mereka juga menyediakan ujian secara online jadi tak perlu khawatir, sensei ... minna-san."

Ya, mana mungkin dirinya harus mengatakan apabila gagal cuman karena kartu masuknya telah di sobek oleh Mika dan berakhir tidak diizinkan masuk ke dalam ujiannya.

[The Anime Assassin: Season 2]Where stories live. Discover now