32 S2: 80

180 36 9
                                    

(M/N) sampai di apartemennya pada malam hari, ia mencerna semua cerita masa lalu Koro-sensei yang masih berhubungan dengan mantan '(M/N)' dulu, Mikoshiba Mikoto.

Tapi entah kenapa dirinya masih belum puas karena cerita tersebut di ambil dari sudut pandang Koro-sensei dan gurunya itu hanya menceritakan beberapa tentang Mikoshiba yang sangat dekat dengan guru kelas E dulu.

Yang dimana Mikoshiba selalu berada di sisi Yukimura Aguri dan melindunginya dari Yanagisawa yang kadang kala melakukan kekerasan pada sahabatnya.

Juga Mikoshiba jarang membicarakan dirinya kepada Koro-sensei maupun Yukimura bahkan sampai akhir hayat, Mikoshiba mati di tangan Yanagisawa saat pria gila itu ingin menembak ke arah Koro-sensei sedang Yukimura yang tiada.

"Aghh, ini benar memusingkan," gerutu (M/N) berjalan ke arah tombol temperatur untuk menyalakan fitur penghangat ruangan.

Sepertinya sudah mulai memasuki musim dingin, (M/N) yang pada dasarnya tidak kuat dengan cuaca dingin sesekali bersih.

Ting~ Tong~

Saat ingin ke kamar mandi untuk berendam di air hangat, (M/N) harus mengurungkan niatnya dan berjalan ke pintu dengan handuk yang masih bergelantungan di lehernya.

"Siapa—"

"Apa ini? Mandi di malam hari!? Lu gak kedinginan emangnya? Ntar lu jatuh sakit!!"

(M/N) menatap orang yang di depannya baru saja menyela ucapannya dan terkekeh geli. "Oh? Selamat kembali, Argha."

Argha mendengus pelan dan menyelonong masuk begitu saja lalu, melepaskan sepatu luarnya dan mendudukkan dirinya di sofa. Sedangkan (M/N), ia hanya mengikuti dari belakang.

"Argha, lu bisa jelasin tentang Mikoshiba Mikoto? Aku ingin mendengarnya dari sudut pandangmu."

"Loh? Memangnya dari apa yang gurumu jelaskan masih belum puas?"

(M/N) terdiam sejenak dan menggelengkan kepalanya sembari menundukkan kepalanya. "Entahlah. Cerita yang disampaikan itu dari sudut pandangnya dan informasi yang kudapatkan hanya sebatas Mikoshiba berteman baik dengan Yukimura dan Koro-sensei."

"Jadi melihat dirimu yang pasti sudah tahu ceritanya tapi, entah kenapa gak mau bilang membuatku dengan terpaksa harus memaksamu bicara," jelas (M/N) di balas kekehan kecil Argha.

"Pfft—lu gak bisa maksa gue."

"Bisa kok ... "





"Woi, ini gak adil namanya!!"

Argha berseru sambil berusaha melepaskan diri dari jeratan gulungan selimut karena (M/N). Bahkan MC kita sampai mengambil tali untuk mengikat agar tidak terlepas begitu saja.

Gulungan sushi itu langsung di taruh (M/N) di lantai dan ujung kaki Argha yang tidak tertutupi apapun menjadi korban untuk menggelitik sang empu sampai mau memberitahukan padanya.

"Hahahaha! Hahahah! Hentikan, geli woi?!" protes Argha dengan tawa terbahak-bahak saat (M/N) menggelitik kakinya. "Akan ku hentikan kalau lu mau ceritain."

"Baiklah! Baiklah! Akan ku ceritakan—"

Kemudian (M/N) berhenti aksi menggelitiknya dan berjalan mendekati Argha yang masih dalam posisi tergulung dalam selimut dengan watados.

"Akan ku lepaskan gulungan setelah selesai cerita," sela (M/N) ketika Argha ingin protes kembali.











•Flashback

Saat itu (M/N) yang berumur 15 tahun tapi sudah salah pergaulan. Ia yang masih muda itu sudah melakukan hal ilegal semacam menjual obat-obatan. Demi apa? Semuanya demi uang, dong.

[The Anime Assassin: Season 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang