8 S2: 56

388 68 19
                                    

Author POV

(M/N) mengembalikan mobil yang ia pinjam ke paman tadi bersama dengan Maehara. juga membelikan beberapa makanan dan minuman.

"wahahahaha... arigatou, shounen! padahal kau tak perlu repot-repot membelikan ku ini,"

"ahahaha, tidak apa-apa, paman. aku membelikannya sebagai tanda terimakasih,"

"hiks... kau sangat-sangat baik, shounen. orang tuamu pasti bangga,"

paman tersebut menangis terharu sambil memeluk tubuh (M/N).

"y-ya, terimakasih, paman. juga hati-hati ingus mu menempel di bajuku," tegur (M/N) dan Maehara hanya menertawakannya.

"puas sekali kau tertawa,"

"pfft–itu karena wajahmu lucu sekali tadi,"

suara tawa Maehara mengisi perjalanan mereka untuk berkumpul sembari berjalan berdua di malam hari.

"ha... aku harap Itona kembali lagi.

"aku benar-benar tak menyangka kalau Shiro membuang Itona. sangat kejam sekali," ujar Maehara dengan kedua tangannya di belakang kepala.

"mungkin Itona akan dikirimkan ke pusat kesejahteraan anak tapi mengingat Shiro memiliki koneksi dengan para pemerintah, mungkin tidak akan semudah itu.

"seharusnya dia masuk ke penjara selama 5-6 tahun dan terkena denda sekitar ratusan juta Yen. akan lebih baik ia masuk ke penjara seumur hidup saja,"

"wuooh, aku tidak paham. tapi menjebloskan Shiro ke penjara adalah ide bagus. dia itu bagai hama," balas Maehara menganggukkan kepalanya sok paham.

melihat itu (M/N) hanya terkekeh dan merasa dirinya di rendahkan pun Maehara protes.

"kenapa kau tertawa!"

"memangnya kenapa? tadi saja kau tertawa puas, sekarang gantian."

ah, kata-katamu (M/N) sepertinya akan menimbulkan perang dunia ketiga.

lebih baik kau meminta rekomendasi buku dari Kayano 'cara meluluhkan hati uke ganas'.

dan yeah, seperti yang kita tebak. Maehara memasang wajah cemberut, sedangkan (M/N) yang gak peka masih saja tertawa.

'aku harap ada batako terbang lalu menimpuk kepalanya,' batinnya Maehara sinis.

Pyarr!!

Maehara membelalakkan matanya karena kepala (M/N) terkena pot bunga sampai rambutnya terkena tanah, akibat pot itu pecah.

"(M-m/N), dai... joubu?" tanya Maehara khawatir.

wajah (M/N) masih tertunduk saat membalikkan badan ke arahnya dan begitu mendongakkan kepalanya untuk menatapnya.

"umn, daijoubu yo~ apa kau terluka? tidak ada yang sakit, kah?"

bukannya menjawab, Maehara hanya mengedipkan matanya berkali-kali dan menganggukkan kepalanya patuh.

'ah, batako-sama... anda sangat berguna untuk otaknya si (M/N),' gumamnya dalam hati.

diam-diam ia berdoa sebagai tanda syukur, lalu berharap kinerja otak (M/N) lebih baik untuk ke depannya. apabila tidak, ia akan memohon supaya ada batako terbang lagi.

the power batako-sama 😊🙏














(M/N) dan Maehara sampai di kediaman keluarga Yoshida. di sana bukan hanya mereka saja, ada teman sekelas juga salah satu guru gurita menatap Yoshida menaiki motor dengan Itona di balik pagar kawat.

[The Anime Assassin: Season 2]Where stories live. Discover now