Avya Amsel

2 1 0
                                    

"Di dunia ini, satu-satunya makhluk yang dikutuk dan terkutuk adalah manusia. Bukan monster ataupun Iblis."

- Zack Herbertus

***

Sea of Nothingness.

Dia terjatuh ke dalam kegelapan yang tak berujung. Dia tidak bisa merasakan apa-apa, kecuali dingin yang menusuk tulangnya. Dia tidak bisa melihat apa-apa, kecuali hitam yang menelan pandangannya. Dia tidak bisa mendengar apa-apa, kecuali bisikan-bisikan yang menghantui telinganya.

Dia berada di alam bawah sadarnya, tempat di mana semua rahasia, trauma, dan ketakutan tersembunyi. Tempat di mana dia tidak bisa melarikan diri dari dirinya sendiri.

Tempat di mana kebenaran sedang bersembunyi.

Jiwa dan kesadarannya terombang-ambing di dalam lautan kekosongan.

Dia merasakan rasa sakit yang tak tertahankan di seluruh tubuhnya. Dia merasakan ketakutan yang tak terkendali di dalam hatinya.

Dia merasakan kematian yang semakin dekat.

Namun, di dalam kekosongan tersebut, ada sosok yang tinggal di sana. Sebuah bayangan dari sosok hitam besar yang tersenyum, dengan tanduk, ekor, dan cakar panjang. Sosok itu memiliki mata merah yang menyala-nyala di dalam kegelapan, dan mulut yang penuh dengan gigi tajam.

"Kau sangat menyedihkan. Sebelumnya kau pernah berkata kalau aku hanyalah kuda, sedangkan kau adalah Rajanya. Tetapi, itu tidak berlaku saat ini, dan aku juga tidak bisa membiarkanmu mati."

Ketika seorang Dewa menciptakan senjata, ia menghancurkan dunia.

Tubuh sebagai wadah, berubah menjadi ketiadaan.

Setelah api dunia padam, diriku terbangun.

Ini yang pertama dari asal-usul, yang dikenal sebagai Primordial.

Yang terjatuh dari surga, dan menjatuhkan surga.

Sebutlah namaku yang terlarang ini...

Pemuda tersebut pun langsung membuka matanya dan menyebut namanya,

"Avya Amsel"

***

Ruang singgasana, beberapa saat setelah eksekusi Zen.

Sang Raja turun dari singgasana dan berjalan ke arah Zen yang dalam keadaan kepalanya terpisah dari tubuhnya. Zack bergerak dengan mantap dan percaya diri saat menghampiri Zen yang tergeletak di lantai.

"Bangunlah! Aku tahu kalau hal ini masih belum cukup untuk membunuhmu," ucap Zack dengan nada tegas dan terdengar jelas.

Namun, Zen tidak memberikan jawaban. Tubuhnya tergeletak diam di lantai dengan darah segar yang masih terus mengalir. Zack menatap dengan tajam dan memperhatikan tanda-tanda kehidupan pada tubuh Zen.

"Apa dia benar-benar mati? Tidak, itu tidak mungkin. Dia tidak bisa mati dan tidak mungkin mati hanya karena kepalanya dipenggal," lanjut Zack dengan pikiran yang terus berputar mencari jawaban.

Shannon yang berdiri di sampingnya terlihat tidak yakin dan bertanya, "Apa dia adalah orang yang palsu?"

Lethicia yang hadir di samping mereka diam sejenak dan kemudian menggelengkan kepalanya. "Saya rasa itu tidak mungkin," ucapnya dengan suara lembut.

Zack menatap Lethicia dan bertanya lagi, "Apa kau pernah menanyakan namanya dan dia menjawab kalau dia adalah Zen Valerius?"

Lethicia terdiam sesaat dan mengingat kembali momen saat pertama kali bertemu dengan Zen. "Tidak," jawabnya singkat.

World Of ArcanaWhere stories live. Discover now