Edgar memberikan ponsel Tuannya yang jelas-jelas berada di meja pria itu yang berjarak beberapa centi saja, Samuel mulai mendial nomor seseorang.

Selang beberapa menit akhirnya telfon terjawab, Samuel mengulas smirk.

"Siapa nama mu?" Sam menyimpan jari dibibirnya menyuruh mereka untuk tak berisik.

Karena Sam tak kunjung menjawab suara calon Mertua perebut nya itu bertanya dengan kesal.
"Kubilang siapa kau? Jika hanya ingin bermain-main lebih baik--"

"Katakan pada putrimu yang cantik itu, jika aku akan sesegera mungkin menjemputnya juga... Bayiku."

Setelah mengucapkannya Sam mematikan telfon itu sepihak, mendengar kata bayi dari Tuan mereka. Edgar dan yang lain mengernyit bingung, bayi siapa?

Namun sedetik kemudian Edgar membelalak menutup mulutnya terkejut.
"Tuan...! Sudah jadi?!"

Sam melirik santai dengan senyuman miring penuh angkuh menjadikan kedua lengannya sebagai bantal dibelakang kepala.
"Hm, bukankah aku hebat?"

"Astaga cepat sekali! Hanya dalam kurun waktu... Satu minggu saja?!" Edgar kembali heboh sementara yang lain hanya saling pandang bingung. "Anda benar-benar hebat Tuan! Penerus Cardellion pertama."

"Aku juga akan memberikan bonus sepuluh kali lipat pada kalian semua," mereka tak tau apa yang terjadi tapi mendengar kata bonus membuat kedutan bahagia timbul dari wajah-wajah itu.

"Permisi, maafkan aku yang telat Oppa!" Tiba-tiba seorang perempuan berpakaian formal dan sopan masuk kedalam. "Maafkan aku Oppa Edgar aku--"

"Kau ini... Harusnya kau meminta maaf pada Tuan!" Edgar menutup wajahnya menahan malu dan kesal, wanita itu melotot dan langsung melirik kedepan sana.

Seketika ia membungkuk berkali-kali.
"Maaf! Maafkan saya yang terlambat Tuan! Maafkan saya!"

Tanpa mau menjawab Samuel mengkode Edgar untuk menghentikan aksi anehnya.
"Hei, sudahlah kau ini! Sekarang perkenalkan namamu pada Tuan cepat!"

"A-ah baik-baik! Ekhm... Perkenalkan saya Stephanie Thea, berumur 23 tahun yang akan dengan baik menjalankan tugas saya sebagai calon istri Oppa--" mulutnya ditutup Edgar dengan cepat, pria itu melotot memperingati sebelum menjelaskan dengan serius. "Maksud saya, saya akan dengan baik menjalankan tugas saya sebagai asisten baru dari Tuan Muda Cardellion."

Samuel menghela nafas lalu beranjak dari duduknya.
"Kau urus dan benarkan dia Edgar, aku tidak ingin mengerjakan orang yang ceroboh dan asal berbicara."

Samuel lantas berjalan melewati keduanya, Edgar menunduk sementara wanita bernama Stephanie itu terus mengikuti tubuh Sam dengan matanya yang mengernyit bingung.

"Kau dengar? Kau harus melalui pelatihan dahulu sebelum diterima dengan benar," ucap tegas Edgar membuat nya mengalihkan tatapan pada pria tampan itu. "Dilarang juga terus menatap lekat Tuan seperti itu!"

"Baiklah maafkan aku... Tapi," Stephanie mendekati tubuh Edgar lalu berbisik. "Aku tidak sengaja melihat gundukan besar yang mencuat dari tengah selangkangan Tuan Muda."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Aluna (Ending) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang