"Makasi atas doanya, semoga dilancarkan tiap hari!" Arsaka tersenyum nakal kearah istrinya.

"Si anying malah ngelunjak!"

*****

Entahlah Arsaka kini masih bingung, dirinya berasa tengah bermimpi, dirinya bingung. Kenapa ia bisa menyukai anak angkatnya sendiri? Kenapa bisa mencintai seorang wanita yang umurnya terpaut jauh dengannya? Atau mungkin karena sering bersama? Entahlah Arsaka tidak tau.

Intinya Arsaka kini tengah bahagia, wanita yang ia cintai kini sudah sepenuhnya milik Arsaka. Arsaka tidak perlu lagi berpura-pura menjadi kakak dari Giya didepan banyak orang karena kini wanita itu sudah menjadi istrinya.

Selama bertahun-tahun Arsaka menunggu akhirnya ia bisa memiliki Giya sepenuhnya. Menekan semua keinginannya begitu lama itu tidak mudah bagi Arsaka, entah sudah berapa kali cowok itu membuang jauh-jauh pikiran-pikiran buruknya selama ini.

"Gue bahagia, hari ini dan sampai kapanpun itu selama ada Giya disamping gue. Gue bahagia banget! Terimakasih Tuhan!"

Arsaka menoleh ketika pintu kamarnya dibuka, terlihat seorang wanita paruh baya tengah menghampirinya. Cowok itu tersenyum hangat menyambut kedatangan sang Mama.

"Mama bahagia kamu udah nikah tapi, di satu sisi Mama kecewa!" ujar Yuta membuat Arsaka mengernyit bingung.

"Kecewa?" tanya Arsaka dengan raut bingung.

Yuta mengangguk lembut, "Sadar atau nggak sadar, kamu udah ngerusak anak orang yang seharusnya kamu jaga baik-baik terlebih lagi itu titipan!"

Arsaka akhirnya mengerti maksud dari perkataan Mamanya, benar saja harusnya cowok itu menjaga bukan merusak Giya. Bagaimanapun dia itu diberi amanat untuk menjaga Giya bukan merusaknya. Tapi yang namanya takdir tidak bisa dirubah, mungkin mereka sudah ditakdirkan untuk bersama selamanya.

"Maaf tapi Saka cinta sama Giya, dan waktu itu bener-bener nggak--"

"Mama ngerti! Mungkin kamu sama Giya emang udah ditakdirkan bersama. Mama minta kamu jangan kasar-kasar sama Giya, dia lagi ngidam kan?"

Arsaka terkejut mendengar itu, "Mama tau?"

"Lanka bilang ke Mama!" Yuta memberitau Arsaka membuat cowok itu mengumpat dalam hati untuk adiknya itu.

Sudah pasti ini kelakuan kedua sahabatnya yang mengatakan jika Giya tengah ngidam kepada Arlanka dan juga teman-temannya.

"Turutin apa yang dia mau, kamu harus ada 24 jam nonstop disamping Giya!" pesan sang Mama dengan antusias.

Tidak bisa dipungkiri jika Yuta sangat bahagia melihat putranya sudah menikah. Sedikit kecewa dengan Arsaka bukan berarti tidak bahagia ketika tau jika menantunya tengah hamil.

"Siap Ma!" Tangan Arsaka membentuk hormat.

"Mama tunggu cucu-cucu yang lucu ya!"

*****

Giya dan juga Arsaka baru saja datang dari makam kedua orang tua Giya, wanita itu sempat menangis sesenggukan dan untung saja Arsaka bisa membuat Giya berhenti menangis dengan embel-embel membelikan wanita yang sudah menjadi istrinya itu apa yang dia mau.

"Jangan nangis lagi, Giya mau apa hm?" tanya Arsaka sambil mengusap lembut pipi mulus Giya.

"Giya mau beli rujak tapi buahnya buah nangka!" jawab Giya dengan antusias.

Beda dengan Arsaka yang terkejut bukan main, apa tadi? Rujak buah nangka? Emangnya ada? Cowok itu kini mulai bingung entah dimana ada pedagang yang menjual rujak buah nangka.

My Daddy My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang