Jadi rasanya dia sedikit tidak merasa tertekan, hanya sedikit gugup dengan debaran yang sama saat pertama kali dirinya mendengar tangis Arina untuk pertama kalinya.

Dengan sedikit tarikan nafas sebagai penenang, Ndoro Harsya mantap ingin mengutarakan keinginan terbesarnya pada sang gadis, walaupun tadi pagi dirinya sudah mengutarakan juga, tapi sekarang bisa disebut meminang lansung pada kedua orang tuanya juga.

"Dek Gayatri, saya tidak ingin basa-basi seperti yang tadi didengar mungkin dengan tidak sengaja, saya berniat untuk meminang kamu sebagai istri saya, saya tau memang saya sudah menduda dan sedikit kurang ajar untuk meminang gadis seperti Dek Gayatri, tapi jujur saya sudah jatuh hati semenjak saya melihat kamu bersama dengan putra saya, Sena." Ndoro Harsya tidak berbohong.

Lelaki itu memang sedikit tertarik dengan Gayatri ketika baru bertemu untuk pertama kalinya, juga perlakuan sang gadis untuk anak-anaknya benar-benar membuatnya jatuh hati pada sang gadis.

Sedangkan Gayatri ketika mendengarnya merasakan debaran asing di dadanya, debaran yang membuatnya kram perut karena merasa sedikit bahagia? Entahlah perasaa Gayatri sekarang memang sebuncah itu.

Ketika mendengar Ndoro Harsya juga mengatakann jatuh hati padanya, entah itu perkataan benar atau memang hanya sekedar kalimat meyakinkan yang Ndoro Harsya berikan sebagai dorongan untuk menjawab iya.

Tapi Gayatri sangat mengakui kalau dirinya sebahagia itu mendengarnya.

"Maaf menyela Ndoro Harsya, tapi saya harus mengatakan ini sebelum anak saya menjawab. Seperti yang kita semua tau kalau keluarga Ndoro Harsya itu masih kental dengan budaya Jawa, dan juga masih terikat dengan Keraton Deapura Geageng apa tidak masalah Gayatri yang dari keluarga biasa saja masuk begitu saja? Saya takutnya anak gadis bungsu saya mendapat tekanan yang nantinya melukainya, karena demi apapun Ndoro Harsya saya sangat tidak rela anak saya ditekan atau bahkan sampai direndahkan."

Pak Darto mengatakanya dengan nada besungguh, bukan tidak tau dirinya kalau peraturan keraton yang ketat serta keluarga Ndoro Harsya yang memang masih terikat dengan budaya Jawa sedikit menekan sang anak, Gayatri yang harusnya memang diperlakukan bebas malah tidak boleh bergerak layaknya burung dalam sangkar.

Walaupun sebenarnya itu mungkin hal wajar, tapi tidak dengan Pak Darto, anaknya harus hidup dengan bebas tanpa sebuah peraturan yang tidak masuk akal di orang awam sepertinya, walaupun dirinya sangat setuju dengan sang Ndoro, tapi itu juga tidak menutup kemungkinn kalau dirinya tidak akan memberikan sang anak pada orang yang mungkin masih mempunyai aturan ketat untuk seorang perempuan.

"Saya tiddak berbohong kalau memang nantinya ada beberapa peraturan yang mungkin harus Dek Gayatri terima ketika sudah menjadi istri saya, entah itu dari Ibu saya ataupun dari pihak keraton lansung, tapi saya juga bisa menjanjikan satu hal. Kalau ketika dirumah dan area radar saya Gayatri bisa menjadi diri sendiri tanpa harus mengikuti peraturan yang ada, saya menjajikan kebebasan ketika bersama saya dan ditempat saya, saya juga tidak akan membiarkan garwa atau istri saya mendapat penghinaan atau sampai direndahkan oleh siapun itu, jadi sekalipun akan banyak peraturan tapi saya berjaji kalau hal itu tidak akan membuat Gayatri merasa dihina atau direndahkan, saya akan menjaga hal itu dan janji itu juga sebagai seorang pria jawa yang tidak pernah mengingkari janjinya."

Tidak ada kebohongan serta perasaan yang sedikit gentar ketika Ndoro Harsya mengatakannya, seakan pria itu memang bersungguh atas ucapannya, dan itu benar. Ndoro Harsya tidak akan pernah membiarkan garwanya mendapat penghinaan ketika dirinya sendiri malah mendapat kehormatan yang sangat tinggi.

Baginya, dia dan sang calon garwa harus setara dimata semua orang, kalau mungkin kata orang tidak mungkin, maka Ndoro Harsya sendiri yang memungkingkan hal itu terjadi.

Ini Gayatri, Istri Kangmas [21+] Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon