16. Malam Larut

12.8K 854 238
                                    

Malam penduduk!

Sekarang jadwal up cerita Kangmas Harsya udh teratur ya, 2 kali dalam seminggu.

Jadi Ka Neo mohon banget kalian juga harus hargai penulis ya, dengan cara vote dan komen🙏

Targetnya:

100k vote & 200 komen

Ka Neo mohon tembusin ya? Biar imbang keliatannya, komen semangat Ke Neo gak papa kok🙏

Ka Neo yakin tembus, 3k lebih pembaca masa yg vote cuman 500 sekian, ayo bantu Ka Neo ya buat vote cerita ini🙏

Ka Neo juga gak bakal ingkar janji, bakal up sesuai jadwal, ya itu Selasa& Jum'at.

Terimakasih penduduk🙏

oOo

Suara desahan serta geraman dari sang lelaki terdengar malam itu.

Ranjang yang berderit serta kilasan kulit yang berpeluh terpancar di malam itu dengan suasananya panas dengan pencahayaan yang remang-remang.

Semakin membuat hasrat dan gairah yang hadir datang  makin panas diantara dua insan yang sedang bergumul di atas ranjang, walaupun malam sudah larut dengan hawanya yang dingin, namun itu tidak membuat keduanya ingin berhenti.

Malah ingin tetap berlanjut dalam sebuah kenikmatan yang mereka geruk bersama dalam sebuah peluk bersama.

"K-kangmas." Sang garwa yang berada di bawah tubuh sang lelaki ingin bicara sambil menaruh tangannya di pundak lelaki itu, Ndoro Harsya mendengar walaupun panggilan itu bernada kecil. "Hmm?" Dan lelaki itu menjawab lewat gumaman.

Sekarang sudah terlalu sulit untuk Ndoro Harsya bicara panjang lebar, ketika tubuhnya bergerak dengan sangat cepat untuk mencapai satu titik kepuasan dan kenikmatan dalam sebuah pelepasan.

Bau tubuh sang garwa yang menguarkan bau melati sudah cukup membuat Ndoro Harsya merasa hilang kendali, tambah lagi mendengar suara desahannya yang benar semakin tidak bisa membuat Ndoro Harsya berhenti.

Semua itu terlalu memabukan hingga Ndoro Harsya sendiri sangat enggan untuk berhenti, kalau saja tidak menyadari sang garwa sudah kelelahan lelaki itu benar tidak ingin berhenti.

Pinggul feminim sang garwa dipegang di kedua sisinya dengan sangat erat, suara keras desahan terakhir ketika sebuah hentakan diterima sang garwa, juga wajah sang Ndoro yang berada di leher Gayatri mengecup basah disana sebagi penutup akhir acara mencampuri pasangannya.

Rasa puas serta penuh dengan rasa nikmat mmebuat keduanya sama-sama diam namun dengan nafas yang sama-sama tidak beraturan, rasa hangat di perut Gayatri mmebuat gadis itu tersenyum sambil membalas pelukan sang suami.

Walaupun jujur masih ada rasa sakit yang diterima oleh Gayatri tapi itu tidak membuat rasa yang baru disukai oleh wanita itu hilang, malah sangat candu ingin mengulang untuk kesekian kalinya.

"Terimakasih Nimas, maaf menganggu waktu istirahat kamu." Sebuah kecupan di bibir Gayatri menjadi terakhir sentuhan sang Ndoro, lelaki itu beranjak dari atas tubuh sang garwa karena tidak ingin membuat garwanya merasa berat dengan tubuhnya.

Lelaki itu turun dari ranjang mengambil sebuah kain untuk diberikan pada sang garwa yag terbaring dengan lelah, sedangkan lelaki itu memakai kembali celana pendeknya yang berada di bawah ranjang. "Bisa memakainya? Atau mau pakai baju lain saja?"

Ini Gayatri, Istri Kangmas [21+] Donde viven las historias. Descúbrelo ahora