07. Pinangan

10.3K 663 30
                                    

Thankyou yang udh komen dan vote cerita ini, makasih banget🫶

Btw mau nanya deh, kalian kalo satu part gitu 3 atau sampai 4 k bakal bosen gak?

Jujur ya, Ka Neo baru sadar akhir-akhir ini kalau pas nulis tuh kayak banyak banget, kadang tembus 4k, ini mau dibagi dua atau jadiin satu?

Bantu jawab ya! Suka yang pendek atau part panjang, makasih Penduduk!

oOo

Malam ini anak gadis Pak Darto itu bimbang bukan main, tentang semua yang terjadi secara tiba-tiba dan sebuah pengakuan dari seseorang yang sangat terpandang di desanya.

Membuat Gayatri benar-benar dilanda rasa bingung setengah mati, tawaran ah tidak tapi sebuah permintaan yang awalnya terdengar biasa saja kini malah sangat mengusiknya.

Sebenarnya Gayatri tidak ingin memikirkan ini sama sekali, namun entah kenapa hari semakin malam pikirannya malah makin menjadi, gadis itu benar-benar bingung dengan apa yang ia rasakan sekarang.

Setelah permintaan sang Ndoro yang sama sekali tidak Gayatri jawab dikebun tadi, kini malah gadis itu tidak bisa mengistirahatkan pikirannya sejak tadi, ucapan Ndoro Harsya benar-benar mengusik pikiran gadis itu.

Untungnya saat dikebun tadi Gayatri tidak lansung menjawab karena kedatangan Bapaknya yang ingin mengambil buah pesanannya, itu sedikit melegakan karena Gayatri tidak harus menjawab apa yang Ndoro Harsya katakan.

Buntutnya? Di sekarang saat Gayatri benar-benar tidak bisa tenang sama sekali, ada perasaan aneh yang Gayatri rasakan sejak mendengar semua ucapan sang Ndoro, seperti ada suruhan tak kasat mata yang menyuruhnya untuk menerima namun juga tetap dengan perasaan ragu.

Gayatri tidak bisa mengatakannya dengan siapa-siapa tentang ajakan menikah dari sang Ndoro, tidak pada Bapak dan Ibunya ataupun Mbaknya yang biasanya menjadi teman ceritanya, sekarang Gayatri hanya menyimpan sendiri dengan mencoba menyendiri di dalam kamar.

"Harus gimana coba?" Gadis itu tidak bisa tenang sama sekali, gelisah memikirkan semua ucapan sang Ndoro yang memang terlihat putus asa dan sangat butuh jawabannya, dalam pandangan sang Ndoro tadi pagi hanya ada rasa putus asa yang tidak menemukan jalan untuk permasalahan sang Ndoro.

Gayatri belum tau betul apa permasalahnnya seperti apa, hanya saja tau kalau Sang Ndoro didesak untuk mempunyai hubungan untuk tetap membuat anak gadisnya berada di tangannya, tekanan dari pihak keraton yang terus datang membuat Ndoro Harsya terlihat sangat frustasi.

Dan itu Gayatri bisa melihat dengan jelas, keresahan serta ketakutan sang Ndoro dapat dirasakan jelas oleh Gayatri, seperti memang ada ikatan tak kasat mata menyambungkan keduanya.

Tidak ada pilihan selain dirinya. Itu kata sang Ndoro, banyak harapan yang Ndoro Harsya perlihatkan pada sang gadis yang memang tau kegelisahannya seperti apa, sangat menunjukan tujuan dari benang kusut sang Ndoro yang hanya tertuju pada Gayatri seorang.

"Gayu! Sini bentar Nduk!" Gayu yang tadinya terus diam dengan pikiran yang bercabang kini sadar atas panggilan sang Ibu. "Iya Buk."

Tidak ingin menunggu lama anak gadis Pak Darto itu keluar kamar menuju sang Ibu yang tengah berada di dapur memasak makan malam, ya anak gadis macam apa dirinya yang tidak membantu sang ibu sama sekali didalam dapur padahal memang harusnya sudah bisa membantu.

"Apa Bu?" Gadis itu bertanya saat sudah berada di area dapur dan bisa melihat sang Ibu yang sibuk dengan makanan di atas kompor, tidak ada sang Mbak karena keluarga kecil Mbaknya itu tengah berada dirumah mertuanya.

Ini Gayatri, Istri Kangmas [21+] Where stories live. Discover now