05. Perasaan Aneh

9.1K 607 23
                                    

Jum'at hari ini paling berkesan buat Ka Neo😁

Makasih yang mampir dan vote sama komen, lopyu Guys🫶

oOo

"Pak Sam, sampean sudah punya putri yang sudah dewasa bukan?"

Pak Sam yang mendengar pertanyaan dari sang Ndoro kini sedikit terdiam, sedikit tidak menyangka karena sang Ndoro menanyakan hal yang terdengar sedikit aneh baginya.

"Maksudnya Ndoro?" Lelaki tua itu mencoba memastikan kalau apa yang dia dengar tadi hanyalah sebuah kesalahan, bisa saja telinganya sedikit bermalasah 'kan?

Mendengar pertanyaan dari Pak Sam, Ndoro Harsya baru sadar dengan pertanyaannya tadi, dia juga ikutan terlihat canggung karena bisa-bisanya mengeluarkan sebuah pertanyaan itu.

Pertanyan yang benar-benar terdengar aneh, bahkan Ndoro Harsya merasa malu karena menanyakan hal itu pada pekerjannya.

"Ah tidak Pak Sam, maaf saya kurang fokus tadi." Ndoro Harsya terlihat sedikit merasa tidak nyaman, harusnya dia tidak perlu mengambil jalan pendek seperti itu.

"Untuk masalah hutang itu tidak usah dipikirkan Pak, kalau masih belum punya uang ya jangan terlalu dipusingkan Pak, urus saja dulu keperluan rumah sebelum mengembalikan uang itu, saya juga yakin Pak Sam tidak akan kabur jadi jangan dulu dipikirkan, kalau punya ya silahkan bayar kalau tidak jangan dulu, urusan keperluan rumah itu lebih penting Pak, terutama untuk uang sekolah anak, saya sendiri tau itu." Di akhir kalimat sang Ndoro masih mengajak bercanda.

Bukan hanya sekedar bercandaan sih, lebih tepatnya memang sebuah fakta, dirinya juga menjadi seorang Ayah yang memang tau betul keperluan seorang anak itu serumit apa, banyak pengeluaran apalagi bukan hanya memiliki satu anak.

Ndoro Harsya sangat tau sebanyak apa keperluan itu, jadi dirinya sangat mencoba untuk memaklumi semua pekerjanya termasuk Pak Sam juga.

"Ndoro, saya tidak tau mau mengucapkan terimakasih dengan apa lagi, saya banyak berutang dengan Ndoro Harsya, tapi Ndoro masih memberikan saya waktu, matursuwun sanget Ndoro." Pak Sam membungkuk dengan tangan yang  menakup didepan dadanya.

Ndoro Harsya mengangguk dan menyuruh pekerjanya itu untuk tidak berlaku demikian, masih sadar jarak umur, Pak Sam itu masih jauh diatasnya, jadi bukankah sedikit tidak sopan membiarkan orang tua mebungkuk seperti itu sekalipun posisi mereka memang berbeda.

"Sudah Pak jangan seperti itu, kita sudah kenal lama ndak perlu sungkan begitu, yasudah kalau begitu silahkan lanjut kerja nggeh Pak Sam, sepertinya pohon jambu bagian barat sudah perlu dibuang daunnya." Pak Sam mengangguk dengan sopan, Ndoro-nya ini walaupun memiliki banyak pekerja tapi masih sering juga turun lansung ke kebun, jadi sangat hafal apa yang harus dilakukan untuk kebagusan buahnya.

Perkebunan sang Ndoro memang selalu menjaga kualitas buahnya, lewat perawatan yang sangat bagus mengikuti zaman, Ndoro Harsa berhasil membawa nama perkebunannya sampai kekota, dikenal sumber pengasilan buah berkualitas Ndoro Harsya sampai banyak permintaan kerjasama yang menginginkan sumber pemasukan buah dari perkebunan sang Ndoro.

Karena memang  sebagus itu kualitas semua buah yang diproduksi dari perkebunan buah sang Ndoro.

"Nggeh Ndoro, saya pamit keluar." Ndoro Harsya mengangguk dan melihat kepergian pekerjanya, setelah ruang kerjanya hening lelaki itu kembali memikirkan masalahnya tadi yang sama sekali belum usai ia pikirkan, karena benar.

Ndoro Harsya sama sekali tidak menemukan jalan keluar yang tepat, hanya memikirkan jalan pintas yang sangat pendek, bisa-bisanya seorang Raden Mas Harsya Widiningrat memikirkan jalan keluar seperti tadi.

Ini Gayatri, Istri Kangmas [21+] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang