13. Tanggung Jawab Diaejng

15.2K 872 44
                                    

Yang merasa terbebani sama vote dan merasa ada tekanan morak dari Ka Neo.

Maaf ya, Ka Neo cuman mau puasin ekspetasi Ka Neo sebagai penulis aja gak lebih🙏

Dan buat kamu yang kemrin katanya kena tekanan moral karena target vote dan Ka Neo yang kesannya ngemis vote dan buat kamu risih, selamat kamu berhasil buat saya terkena Writer Block😌

Jadi Hiatus dulu ya, terimakasih yang sudah mendukung😋🫶

Sahur ditemenin Ndoro Harsya nih😋🫶

Selamat membaca🫶

oOo

Mata lelaki terbuka saat telinganya mendengar suara ketukan serta panggilan namanya, lelaki itu menghela nafas dengan kasar, merasa terganggu.

Dirinya masih ingin istrahat namun dengan sangat terpaksa harus bangun, tidak bisa mengabaikan ketukan yang terdengar ragu dan takut itu, Ndoro Harsya ingin bangun dari tidurnya namun tertahan saat lengannya terasa tertahan karena adanya kepala lain.

Senyum Ndoro Harsya mengembang ketika mengingat kejadian tadi bersama sang garwa, sekarang Gayatri benar-benar terlihat sangat kelelahan dengan tidur nyaman di bantalan lengan sang suami.

Secara perlahan Ndoro Harsya memindahkannya dan mencium kening sang garwa yang memang benar sudah sangat resmi menjadi garwanya seutuhnya, tidak menyangka dirinya mendapat hal yang begitu istemewa dari sang garwa.

Benar-benar luarbiasa, hal yang tidak mungkin terlupakan oleh Ndoro Harsya.

"Maaf saya tinggal Nimas." Ndoro Harsya berbisik dengan pelan sambil memperbaiki selimut yang sedikit tersingkap, sebelum benar turun lelaki itu mengelus rambut sang garwa dan mencium ujung bibir serta bahu yang terbuka menampilkan kulit putih yang tarawat.

Lelaki itu melirik pada jam dinding kuno di kamarnya, sudah menunjukan angka setengah dua belas, lelaki itu tertawa kecil karena menghabiskan dua jam setengah untuk menikmati momen bersama dengan sang garwa yang tidak mudah dilupakan.

Setelah berganti baju dan mencuci apa yang harus dicuci, Ndoro Harsya membuka pintu kamarnya yang di sana ada Yu Isma dengan wajah takutnya, melihat sang Ndoro keluar kamar karena ketukan pintunya, sang abdi dhalem itu lansung mundur sedikit dan menangkup kedua tangannya di depan hidung sambil menunduk tidak berani menatap sang Ndoro.

"Nyuwun pangapunten Ndoro, saya lancang menggangu waktunya." Ndoro Harsya bisa melihat ketakutan serta rasa segan yang ada di wajah sang abdi.

"Ada apa Yu? Kenapa sampai melupakan aturan saat saya sedang istirahat?" Mendengar nada tajam sang Ndoro, Yu Isma sadar dirinya menganggu di waktu yang tidak tepat, wanita itu makin menunduk dengan sangat segan.

"Ngapunten Ndoro, saya disuruh Ndoro Jenar untuk menyampaikan pesan, kalau Ndoro Harsya disuruh ke kediamannya Ndoro Haryo dan Ndoro Jenar, di jam saat ini juga, ada hal penting yang harus dibahas katanya Ndoro." Yu Isma benar sudah keliatan sangat takut dengan sang Ndoro saat ini.

Ndoro Harsya hanya bisa menghelan nafas mendengar itu, masalah apa lagi yaang harus ada dirinya disana? Di jam yang tidak harusnya bertamu seperti sekarang.

"Sena sudah tidur?" Bukannya menjawab Ndoro Harsya malah bertanya tentang hal lain pada sang abdi dhalem, masih dengan posisi yang sama dan tidak berubah sama sekali, Yu Isma mengangguk membenarkaan. "Injih Ndoro, Raden Sena sudah istirahat, kalau Den Putri belum pulang dari sekolahnya." Yu Isma menjawab.

Ini Gayatri, Istri Kangmas [21+] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang