09. Rumah Sakit

1.3K 166 21
                                    

𝙃𝙖𝙥𝙥𝙮 𝙍𝙚𝙖𝙙𝙞𝙣𝙜.
________________

Bel istirahat telah berbunyi sekitar sepuluh menit yang lalu, kini di dalam kelas 1-A hanya tersisa [Name], Sopan, Taufan, Solar, dan Frostfire saja.

"Name! Ayo kita pergi ke kantin bersama!" Teriak Taufan yang hendak berlari menghampiri [Name] namun, langkah kakinya tertahan karena Solar menarik kerah seragam Taufan dan langsung menyeretnya keluar kelas.

"Hari ini gak ada acara lu absen latihan ya bang." Ucap Solar.

"Tunggu Solar! Aku harus pamit dulu sama [Name]-ARGH SOLAR KAMU ADA RENCANA MAU NGEBUNUH KAKAK MU INI KAH?!" Protes Taufan. Lehernya terasa tercekik karena Solar menariknya dengan kasar, sepertinya Solar sengaja.

Perempatan muncul di dahi Solar. "LU UDAH ABSEN DUA MINGGU BANG! CAPEK GW HARUS GANTIIN POSISI LU SEBAGAI VOKAL! KASIAN DIKIT SAMA GW KEK!" Omel Solar yang kini tangan kanannya mendaratkan sebuah jitakan khas Solar yang terkenal ampuh membuat orang emosi.

"ADUH! SAKIT SOLAR! IYA IYA AKU LATIHAN SEKARANG! [NAME] AKU PERGI DU-SOLAR AKU GAK BISA NAFAS! AAAAAA [NAME] TOLONG!" Teriak Taufan yang kini dirinya bersama Solar pergi keluar kelas menuju ke tempat club mereka yaitu, club musik.

[Name] menghela nafas lega ketika melihat Solar membawa Taufan pergi, akhirnya istirahat kali ini [Name] bisa sedikit lebih santai tanpa kehadiran Taufan yang selalu berada di manapun dan kapanpun itu.

"Sayang sekali, padahal istirahat kali ini saya dan kamu bisa makan bersama. Tapi, hari ini saya juga harus latihan club bersama teman-teman saya yang lain." Ucap Sopan.
[Name] lupa bahwa ada satu orang lagi yang selalu mengikutinya selain Taufan.

[Name] menoleh ke arah Sopan yang tengah berdiri di ambang pintu sembari menatap ke arahnya. "Kamu mempunyai club lain selain club membaca kah?" Tanya [Name].

Sopan menyunggingkan senyumnya "Iya, saya masuk club drama." Jawab Sopan.

[Name] mengangguk-anggukan kepalanya, dirinya baru tahu kalau anak-anak murid di Akademi bisa masuk lebih dari satu club yang berbeda.

Sopan melirik arloji di tangannya, sepertinya ia harus bergegas. "Sepertinya saya harus bergegas, makan lah yang banyak nanti jangan sampai kelaparan seperti waktu itu." Ucap Sopan. [Name] sedikit terkejut ketika mengetahui bahwa Sopan masih mengingat tentang kejadian di perpustakaan timur dua minggu yang lalu.

Sepertinya Sopan ini tipe orang yang selalu memperhatikan hal-hal di sekelilingnya sekecil apapun itu ya.

"Tidak perlu khawatir aku membawa bekal" Ucap [Name]. Kedua tangannya mengangkat botol minum dan tas beka nya sebagai bukti bahwa dirinya tidak berbohong.

Sopan tersenyum kembali. "Baiklah saya tidak perlu khawatir sepertinya, saya pamit dulu ya sweetheart~." Goda Sopan sambil mengedipkan satu matanya pada [Name].

[Name] memandang Sopan datar, sifat playboy Sopan sudah keluar bisa gawat kalau [Name] ladenin terus. "Pergi sana." Usir [Name].

"Kamu jangan galak-galak."

Perempatan muncul di dahi [Name]. "Mau pakai cara halus atau kasar?" Ancam [Name].

Sopan yang di ancam begitu justru malah makin menjadi. "Iya iya saya pergi, jangan marah-marah nanti saya beliin jajan deh pas bel masuk kelas." Ucap Sopan sembari memberikan senyum khasnya sebelum akhirnya ia pergi keluar kelas.

[Name] memijit pangkal hidungnya, rasanya pusing sekali menghadapi Taufan dan Sopan yang suka bertingkah di luar nalar dan kehendak alam itu.

Frostfire yang sedari tadi menyimak pembicaraan mereka berdua akhirnya buka suara. "Bagaimana kalian bisa tidak melihatku yang berdiri di tengah tengah kalian?!" Protes Frostfire.

Calon Menantu! Where stories live. Discover now