07. Club, Sopan, dan Pembatas Buku

1.6K 173 33
                                    

𝙃𝙖𝙥𝙥𝙮 𝙍𝙚𝙖𝙙𝙞𝙣𝙜.
________________

Perut [Name] kembali berbunyi untuk kesekian kalinya, kini dirinya tengah berdiri di depan sebuah vending machine yang menyediakan buah pisang.

Di Akademi Pulau Rintis memang tersebar beberapa vending machine yang salah satunya berisi buah-buahan. Kalau tidak salah akademi ini memang memberikan program yang bermaksud agar murid-murid di akademi terbiasa dengan memakan buah-buahan yang sehat.

[Name] membeli satu buah pisang yang ukurannya lumayan besar.

"Wah, kamu murid baru di kelas 1-A ya?" Tanya seseorang di belakang [Name] yang membuat [Name] hampir menjatuhkan pisang yang baru ia beli.

[Name] menoleh ke belakang dan mendapati seorang murid perempuan dengan rambut yang di sanggul rapi tengah tersenyum ke arah nya.

"Iya, aku [Name] salam kenal." Ucap [Name] sembari membungkukkan sedikit badannya.

"Aku Acha, salam kenal juga." Ucap perempuan itu yang ternyata bernama Acha.

"Acha! Ayo!" Teriak pemuda di belakang Acha yang membuat Acha dan [Name] menoleh bersamaan.

[Name] membulatkan matanya kala ia mengetahui siapa pemuda itu.

Pemuda yang memanggil Acha tadi adalah Glacier, putra Amato II yang kedua.

"Ah, aku pergi dulu [Name]!" Pamit Acha. Kini gadis dengan rambut di sanggul itu berlari menyusul pemuda yang memanggilnya tadi.

"Ah, iya." Ucap [Name]. Manik cokelat [Name] menatap punggung Acha yang mulai menjauh darinya, entah mengapa rasa-rasanya [Name] mengenal perempuan itu.

Tapi, dimana ya?.

"Apakah nona [Name] jatuh hati kepada kakanda Glacier?" Ucap Sopan yang tiba-tiba saja muncul di samping [Name].

Untuk yang entah keberapa kalinya [Name] terkejut dengan kemunculan orang yang selalu tiba-tiba seperti ini.

Sepertinya nona [Name] ini memang terlalu fokus dengan dunianya sendiri sampai tidak pernah menyadari keberadaan orang-orang disekitarnya ya.

[Name] melirik Sopan yang sedang tersenyum di samping [Name].

"Aku tertarik dengan pacarnya bukan dengan Glacier." Ucap [Name] sembari mengupas kulit pisang miliknya dan memakannya dengan perlahan.

Sopan yang mendengar jawaban [Name] yang sedikit ambigu ini, meengedipkan matanya beberapa kali.

"....Apakah nona [Name] mencintai sesama jenis?" Ucap Sopan dengan gamblang.

[Name] yang mendengar ucapan Sopan itu nyaris saja tersedak pisang.

"Bukan begitu! " Bantah [Name].

Sopan memiringkan kepalanya."Lalu?"

"Aku tertarik dengannya itu, karena dia sepertinya orang yang cukup menyenangkan." Jelas [Name] sambil kembali memakan pisang miliknya.

"Bagaimana nona bisa mendapati bahwa nona Acha adalah pribadi yang menyenangkan?" Tanya Sopan lagi sembari melipat kedua tangannya di depan dada.

Ini kayaknya Sopan sengaja deh ngerjain [Name] yang lagi fokus makan pisang.

"Insting." Jawab [Name] singkat.

Sopan terdiam sejenak, kini manik matanya tengah mengobservasi [Name] dari atas sampai bawah.

"Hmm.... Kalau begitu hamba menduga bahwa nona [Name] juga seorang pribadi yang menyenangkan." Ucap Sopan sambil tersenyum menatap [Name].

Calon Menantu! Where stories live. Discover now