03. Temu

1 1 3
                                    

Yuhuuu hollaaaa I'm comeback!!

Sapa yang rindu dengan cerita inihh?
Saya saya saya

Ekhm... Well happy reading all

. . .

"LO?!" Rhea memekik dengan kerasnya, ia reflek menutup mulutnya dengan kedua tangan.

Lelaki dihadapannya itu menaikkan sebelah alisnya melihat Rhea dengan heran. Rhea hendak kabur namun dengan cepat lelaki itu mengeratkan cengkraman tangannya.

Rhea memberontak dengan brutal dan cengkraman itu berhasil terbuka, Rhea berlari dengan sangat kencang tidak memperdulikan orang-orang yang sedang melihatnya.

Sean mengernyit samar melihat Rhea yang berlari sekencang angin, heran mengapa si gadis begitu panik saat melihatnya. Seperti melihat hantu saja.

"Sean! Ayo buruan main" Sean menoleh melihat kedalam lapangan futsal, Hanan sudah meneriaki nya.

Sean berdehem lalu berjalan kedalam arena Futsal berusaha menghilangkan bayang-bayang Rhea dari pikirannya. Niatnya begitu, nyatanya sepanjang permainan Sean tidak fokus dan malah memikirkan gadis aneh yang seharian ia temui.

Bagaimana kejadian di pagi hari saat ia hendak ke kantin, di parkiran sekolah dan sekarang di gedung olahraga. Ia mengingat-ingat wajah Rhea saat menubruk tubuhnya, wajah yang penuh kebencian saat dirinya tidak menerima permintaan maaf sang gadis. Walaupun Rhea tidak salah sepenuhnya melainkan Sean juga yang tidak terlalu memperhatikan jalan karena sibuk memikirkan materi akuntansi.

Salahkan dirinya yang terlalu malas untuk bersuara.

Golput.hehe.

"Gimana sih lo mainnya? Kek ga semangat banget" keluh Hanan.

"Emang ga semangat" acuh Sean.

"Istirahat dulu lah, capek gue"

"Gausah, gue mau langsung cabut aja. Sorry, gue harus belajar di tempat les gue besok mau ujian. Gue duluan" tanpa menunggu persetujuan dari temannya Sean langsung pergi begitu saja.

"Setdah rajin bener bocah, kentara bet peringkat 1 umum" Hanan menggeleng.

.

.

.

.

"Rhea sumpah lo dimanaaaaaa" terhitung sudah lima belas menit Owen mencari-cari gadis bernama Rhea Denara yang sejak tadi menghilang.

"Mati gue kalo pulang malah sendirian. Di chat ga dibales telpon ga diangkat"

"Mas-mas liat cewek ini ga?" tanya Owen kepada pejalan kaki sambil memperlihatkan foto Rhea.

"Yang itu bukan mas?" Pria tersebut menunjuk kearah stan yang menjual minuman boba.

Owen memicing setelah memastikan gadis itu benar-benar orang yang dicarinya, ia lega setengah mati sekaligus sangat kesal pada gadis ceroboh itu.

"Ooh iya bener mas, makasih ya" Owen berlari kecil menghampiri gadis yang sedang meminum boba sambil melamun.

"Oi! Lo darimana aja sumpah gue nyariin tau ga" Owen berseru kesal.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 03 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Rainy ThingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang