01. Kesal

8 3 1
                                    

Niittt! Niiittt! Niitt!

"Rhea bangun! Nanti kesiangan!!" bias suara wanita berusia sekitar empat puluhan yang seketika bisa membangunkan Rhea, mengalahkan suara alarm.

"Iyaa maa...." parau Rhea sembari bangkit, mengambil handuk lalu mandi.

Sebenarnya Rhea sudah terbangun daritadi tetapi ia terlalu malas untuk langsung bangkit dari singgasana kasur tercinta.


. . .

"Hujannya dari jam berapa ma?"

"Tadi mama bangun jam setengah lima udah hujan memang sih, sampe sekarang hujannya masih deres banget"

"Enak loh, kalo hujan tiap pagi. Jadi lebih adem" tutur Rhea sembari melahap potongan terakhir roti panggangnya.

"Kamu dianter sama supir mama yah, jangan bawa kendaraan sendiri"

"Shaapp! Rhea jalan dulu ya, babay"

. . .

"Tapi kenapa coba bisa begini? Padahal kemarin kan oke oke aja!"

"Ya lo pikir aja kemarin kan lo jatoh ampe guling-guling ga mungkin kalo ga ada cidera" Rhea memutar bola matanya malas melihat Owen yang seperti orang bodoh yang meratapi tangannya.

"Iya sih, lawannya cok main kasar, tangan gue ditarik ampe jatoh kan jadi memar gini" Owen misuh-misuh.

"Lain kali hati-hati, kan jadi lo sendiri yang susah"

"Iya-iya"

Jam sudah menunjukkan pukul sembilan lewat namun belum ada tanda-tanda guru datang ke kelas untuk mengajar.

"Orang ga belajar deh keknya hari ini, guru-guru lagi rapat terus ibu Dharma ga masuk. Suaminya sakit" jelas Chiara yang diduga dari kantor.

"Serius lo?" Chiara mengangguk.

"Asik lah ga belajar lagi kita. Gas ke kantin guys. Aaron ayo!" Owen seketika berdiri lalu disusul Aaron dibelakangnya.

"Beb gamau ikutan?" tawar Owen kepada Rhea.

"Ga dulu, makan pagi-pagi bikin sakit perut" Rhea menolak.

"Okelah bye" lalu Owen menghilang dibalik pintu.

Sementara itu Rhea hanya bermain ponsel, tanpa minat. Sedangkan teman-temannya yang lain ada yang ke kantin, berfoto-foto dan bahkan ada yang pacaran dipojokan.

"Rhea lo bawa gunting kuku ga?" tanya Indira.

"Ga" Singkat Rhea.

"Aishhh ga asik" sebal Indira.

"Gess ada yang mau ke WC??" teriak Rhea menggema keseluruh penjuru kelas.

"Pagi-pagi udah ke WC" cibir seorang siswi.

"Lim ke WC yok" ajak Rhea ke teman sebangkunya dan dibalas dengan anggukan.

. . .

"Sean dimana?" tanya Dirga.

"Ditempat biasa" jawab Keenan acuh.

"Oiya lupa. Oke, gue duluan" pamit Dirga sembari menepuk pundak Keenan.

Dirga berjalan menyusuri koridor sekolah sesekali menyapa siswi-siswi, sebenarnya bukan sekedar menyapa. Dirga beberapa kali menggoda adik-adik kelas yang berpapasan dengannya.

Rainy ThingsWhere stories live. Discover now