14. Vas bunga melayang

23 18 4
                                    

"Jangan berharap kepada manusia

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Jangan berharap kepada manusia. Kadang, ia begitu menyakitkan disaat kita benar-benar percaya"
-Arga Fiyozi

HOLLA... HAIII🧜
UDAH TEKAN ⭐ SEBELUM BACA PART INI? JIKA BELUM, SEKARANG TEKAN ⭐NYA YAA...
AYO KOMEN DI SETIAP PARAGRAF BIAR UNYUU🧚

14. Vas bunga melayang

Saat ini, markas Arsenik penuh dengan semua anggota. Malam ini rencananya mereka akan mengadakan barbeque party tepat dihalaman belakang markas Arsenik.

Semua anggota telah berkumpul dihalaman belakang. Ada yang sedang bermain game dan bermain gitar. Tampak Marsel sibuk membawa panggangan ditangan nya.

Api untuk memanggang telah disiapkan dan bumbu-bumbu sudah tersedia. "Ini daging yang untuk dipanggang, mana?" tanya Abil yang baru saja keluar dari markas membawa bumbu.

"Lah, iya? Dagingnya mana?" Lio celingak-celinguk melihat didalam mangkok yang tertutup, sekiranya mungkin dagingnya ada didalam sana.

"Timur! Bukannya lo yang disuruh beli daging, sama si bos?" Lio bertanya kepada Timur yang membuatnya mengerutkan kening.

"Kapan? Ga ada tuh!" Timur mengerutkan keningnya merasa tidak pernah ada perintah yang diberikan Petir untuknya.

Marsel menepuk jidat mendengar jawaban itu, "Di grup Arsenik kan udah di bagi tugas sama Petir! Lo dapet bagian beli daging"

Timur meringis menggaruk tengkuknya, "gue ga ada paket. Sorry!" ucapnya mengacungkan dua jari, menatap ngeri kearah Marsel.

Plukk...

Sebuah mangkok melayang mengenai belakang kepala Timur, "Jadi, lo kesini siapa yang kasi tau?" sungut Lio memegang sebilah kayu.

"G—gue, gue nurutin feeling aja, hehe..." cengiran yang menampilkan gigi itu membuat Lio emosi.

"Arghh... As—"

Hampir saja kayu ditangan Lio melayang mengenai pantat Timur yang sudah berlari jika tidak dipotong oleh teriakan Rafi.

"Daging nyampee... Ninot! Ninott!" terlihat Rafi membawa satu plastik dengan berlari kearah mereka menirukan suara sirene polisi.

"Hah, panasnya! Timur... kipasin Rafi sini! Rafi kepanasan nih..." suara Rafi memasuki Indra pendengar Timur yang membuat sang empu mendengus, tak ayal ia juga mengipaskan Rafi dengan kotak Aqua yang sudah di robeknya.

Semua tertawa melihat kejadian itu. Rafi yang dengan berani menyuruh Timur membuat yang lain menggelengkan kepala.

____________

"Kalo itu sih, Aa yang ga sanggup Bunda!"
"Harusnya dia bersyukur punya Aa. Secarakan Aa ganteng, pinter, rajin!"

..........

UCCELLO (On Going)Where stories live. Discover now