03. Boleh kita saling mengenal?

96 77 9
                                    

"Mungkin saat ini kita tidak saling mengenal

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Mungkin saat ini kita tidak saling mengenal. Mungkin dilain waktu... apa boleh?"
-Carazamela
.
.
.
Vote⭐
Komen ☁️
And share 🧚
Jangan lupa yaa ❤️❤️

WARNING ⚠️
TERDAPAT ADEGAN KEKERASAN DIDALAMNYA, JANGAN DIIKUTI. AMBIL BAIKNYA, BUANG BURUKNYA.
THANKS FOR READING 🥀

03. Boleh kita saling mengenal?
     

Bunyi bel yang memekakkan telinga memenuhi koridor yang sunyi, memasuki ruangan kelas yang berjejer rapi. Semua berhambur menuju kantin. Istirahat adalah hal yang ditunggu-tunggu setiap murid setelah belajar menguras tenaga mereka.

Aza merapikan tumpukan buku dan alat tulisnya, menyusunnya disamping meja. "Kantin yuk Za?" ajak Zia yang sudah berdiri disamping meja.

Aza menganggukkan kepalanya lalu mengikuti langkah Zia keluar kelas.

Enam orang laki-laki berjalan mendahului mereka hingga menyenggol bahu Aza.

Aza mengusap lengannya yang sedikit sakit karena senggolan itu. Matanya memandangi orang yang telah menyenggolnya.

Aza membolakan matanya melihat yang menyenggolnya tadi adalah Abil ketika laki-laki itu memalingkan wajah, menghadapnya.

"Zaa?" panggil Zia.

Aza terperanjat mengerjapkan matanya berkali-kali, "Hah... Kenapa?" tanyanya memandangi Zia yang mengernyitkan keningnya.

"Kamu ngelamun?" tanya Zia tersenyum. "Aku dari tadi ngobrol sama kamu loh Za..."

Aza meringis menggaruk keningnya "S—sorry banget, gue lagi banyak pikiran aja,"

Zia hanya tersenyum "gapapa kok," jelasnya kembali memandangi koridor yang ramai dengan siswa dari kelas lain.

Aza memandangi Zia yang terus berjalan di sampingnya. Perempuan disampingnya ini sesekali menyahut sapaan adik kelas yang berselisih jalan dengan mereka. Aza tersenyum, memandang Zia terasa tentram jiwanya. Ia jadi berfikir apakah Zia tidak pernah mempunyai masalah?

"ZIAA SINIII..."

Zia meringis, pekikan itu berhasil membuat seisi kantin memperhatikannya ketika kakinya baru saja menginjakkan kakinya disana. "Mona jangan teriak..." cicit Zia merasa malu, melangkahkan kakinya mendekati meja yang telah terisi dua orang.

Aya mendengus, "tau tuh... temen lo! Buat malu aja," yang dibicarakan hanya nyengir menampakkan giginya. Zia hanya bisa geleng-geleng kepala menyaksikan itu.

UCCELLO (On Going)Where stories live. Discover now