11

2.8K 57 0
                                    

Max meraup semua rambut Hera dengan tangannya, membuat tangannya seolah menjadi ikat rambut untuk rambut panjang Hera yang terurai. Desahan tidak henti-hentinya keluar dari mulut Max, apalagi ketika ia terus menekan kepala Hera, agar miliknya terus masuk semakin dalam di mulut wanita itu.

   Sedangkan Hera terlihat kesulitan meladeni permainan Max kali ini, sebab milik pria itu cukup besar dan panjang untuk masuk keseluruhan ke dalam mulutnya. Hera sampai terbatuk dan terpaksa menepis tangan Max yang terus menekan kepalanya. Hera kini menatap Max yang dalam sekejap telah dikuasai oleh napsu, pria itu terlihat tersiksa karena ledakan hasratnya.

   "Apa aku memintamu untuk berhenti?" kesal Max.

   "Aku tidak ..." tidak ada kesempatan untuk bicara, apalagi menolak, sebab Max kembali memaksa Hera untuk membuka mulut, lalu lagi-lagi memasukan miliknya.

   Max beberapa kali tampak memejamkan matanya, lalu mengerang sedikit lebih kencang ketika merasakan kalau miliknya dihisap dengan semakin kuat. "Sial, pelan-pelan! Aku tidak mau keluar secepat itu," ucap Max karena Hera mulai memahami bagaimana caranya bermain, tapi dia sedikit melewati batas.

   "Bukankah aku harus melayanimu dengan baik? Aku sedang melakukannya sekarang. Aku akan melayanimu dengan gayaku sendiri." Hera bicara sembari menatap dalam Max.

   Max juga menatap lekat Hera dan ia melihat ada yang berbeda dari tatapannya, apalagi ketika Hera tersenyum dan seolah menyeringai padanya. Max tidak tahu apa yang membuat Hera seperti ini. Apa Hera begitu bahagia karena kematian Kai?

   Pandangan Max mengikuti pergerakan Hera yang kini berdiri, lalu melepas pakaiannya sampai hanya menyisakan pakaian dalamnya dan setelah itu duduk di pangkuannya. Max sempat mengerang pelan ketika Hera seolah sengaja menggesekkan miliknya sembari duduk di atas pangkuannya.

   "Dasar jalang kecil," ucap Max sembari tersenyum.

   "Aku bukan jalang." Hera bicara dengan tegas, lalu menenggelamkan kepalanya di leher Max.

   Max mengangkat sedikit kepalanya saat lidah Hera bermain di lehernya, menimbulkan sensasi geli dan menyenangkan di saat yang bersamaan. Max sebenarnya tidak suka tubuhnya diberikan tanda oleh siapa pun, tapi ketika Hera menghisap kulit lehernya, ia bahkan tidak menghentikannya walau tahu kalau itu akan akan meninggalkan tanda nantinya. Max membiarkan Hera melakukan apapun padanya dan merasa tidak berdaya jika harus menolak sentuhan wanita itu.

   Hera kini meraup bibir Max, di saat bersamaan ia membuka kancing kemeja Max, kemudian tangannya meraba otot perut pria itu. Sedangkan Max mulai bergerak membuka pengait pakaian dalam Hera, lalu menyingkirkan benda yang merusak pandangannya. Mereka meraba satu sama lain, tapi tentu Max tidak akan puas jika hanya meraba saja, ia juga harus meremas dan memilin di saat yang bersamaan.

   Max tidak tahan terus bermain-main seperti ini, sehingga ia dengan cepat membaringkan Hera di ranjang, lalu ia melepaskan pakaiannya sendiri. Max kini membuka laci meja yang ada di sebelah tempat tidurnya untuk mengambil satu alat pengaman agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Setelah alat itu terpasang dengan sempurna, Max kini melepas satu-satunya kain yang masih melekat di tubuh Hera dan membuangnya ke lantai.

   Kini, Max telah siap memulai permainan inti dengan Hera yang berada di bawahnya, tapi Hera secara mengejutkan memutar posisi menjadi berada di atasnya. "Sudah aku bilang, aku yang akan bermain dengan gayaku," ucap Hera setelahnya.

   "Apa yang terjadi padamu? Apa kau begitu bahagia sampai menjadi seperti ini? Kau seperti orang lain." Max bicara sembari menyentuh wajah Hera.

   "Bahagia?" gumam Hera. Di saat bersamaan, Hera mulai mengarahkan milik Max untuk memasukinya.

Gadis Jaminan Tuan Max [21+]Where stories live. Discover now