4

2.8K 48 0
                                    

Seiring berjalannya waktu, Hera merasakan kalau napsu semakin menguasai dirinya. Semua ini masih baru bagi Hera, tapi tubuhnya terus bergerak lihai seolah ia telah menguasai pergulatan ranjang dengan seorang pria.

   Tadi, Max mendengar dari Hera kalau ini adalah pertama kalinya dia melakukan hubungan seperti ini dan orang yang dalam pengaruh obat jarang berbohong, tapi kemampuan Hera jauh di atas bayangannya. Ketika Hera ada di atasnya, Max merasa seolah dirinya akan gila karena terus dihujam oleh kenikmatan. Max berulang kali membuka dan memejamkan matanya dengan desahan yang terus keluar dari mulutnya.

   Tangan Max meraih pinggang Hera, tapi Hera dengan cepat mencengkeram tangannya, lalu dinaikkan ke atas kepalanya dan bibirnya kembali menyatu dengan bibir Hera. Sebenarnya, Max tidak suka jika lawan mainnya lebih dominan darinya, tapi ia terlalu menikmati semua ini sampai membiarkan Hera melakukan apapun padanya.

   "Aku tidak bisa menahannya lagi," ucap Max, lalu ia kembali mengubah posisi menjadi Hera yang berada di bawahnya.

   Gerakan Max menjadi semakin cepat karena hampir mencapai puncak dari segala bentuk kenikmatannya malam ini. Hera pun kembali mencengkeram punggung Max sehingga memunculkan luka baru, setelah luka yang tadi dibuatnya. Tidak lama setelahnya, terdengar desahan keras Max sebagai tanda bahwa pria itu telah mencapai puncaknya.

   Max tampak mengatur napasnya, sebelum akhirnya tubuhnya ambruk di atas tubuh Hera. Max mengusap lembut wajah Hera yang saat ini terlihat begitu lelah. Max memberikan kecupan pada bibir Hera dan tersenyum padanya.

   "Aku tidak menduga kalau kau bisa sehebat ini, tapi kau tidak sepenuhnya sadar. Bagaimana jika kau tidak seperti ini saat sadar? Tapi tidak apa-apa, aku bisa memberikanmu obat dan menaikkan tarifnya, sampai akhirnya kau akan terbiasa dengan semua itu. Bagaimana?" Max mengajak Hera bicara, tapi Hera terlalu lelah untuk merespon.

   "Kau terlihat begitu lelah. Istirahatlah. Selamat malam." Max mengecup kening Hera, lalu berbaring di sebelah wanita itu.

***

   Kegiatan panas semalam benar-benar menguras tenaga Hera, sampai membuat Hera baru bangun pada jam 10 pagi. Hera membuka matanya dengan perlahan dan ia merasakan sakit di sekujur tubuhnya, lalu Hera mengingat apa yang terjadi semalam. Hera seketika terduduk di ranjang dan mengintip ke dalam selimut yang menutupi tubuhnya dan ia tidak memakai apa-apa. Hera harap, itu hanyalah mimpi, tapi ini adalah kenyataan.

   Hera langsung menangis setelah menyadari kalau Max telah menyentuh tubuhnya tanpa izin darinya. Hera menangis dalam diam sembari meremas selimut itu dengan keras, sampai akhirnya pintu terbuka, lalu Max masuk dengan raut wajah tanpa bersalahnya.

   "Akhirnya kau bangun juga. Kau pasti sangat lelah sampai baru bangun," ucap Max yang saat ini berdiri di sebelah ranjang tempat Hera terduduk.

   "Kenapa kau melakukan ini padaku? Kenapa?!" Hera berteriak dengan air mata yang mengalir di pipinya.

   "Itu adalah salah satu kewajibanmu sebagai seorang jaminan. Apa kau ingin melihat betapa liarnya dirimu semalam?" Max kini duduk di sebelah Hera, lalu mengeluarkan ponsel dari dalam saku celananya dan memperlihatkan potongan video ysng memperlihatkan Hera ketika bergerak dengan liar di atasnya. Max membutuhkan video seperti ini untuk mengontrol Hera karena ia tahu kalau wanita itu tidak mudah dikendalikan.

   Air mata Hera jatuh semakin deras setelah melihat potongan video itu. Dirinya terlihat jelas dalam video itu dan Hera tidak percaya kalau ia bisa menikmati hal kotor itu bersama Max. Hera mencoba merebut ponsel dsri tangan Max, tapi pria itu sudah lebih dulu menjauh darinya.

   Hera memegang selimutnya dengan erat, lalu turun dari ranjang dan berlutut di hadapan Max. "Tolong hapus video itu. Aku mohon." Hera menangis dengan begitu keras saat mengatakan semua itu.

Gadis Jaminan Tuan Max [21+]Where stories live. Discover now