27

1.8K 49 2
                                    

"Aku menjadi semakin muak dengan Max. Setelah membuat kekacauan, sekarang dia juga mempermalukanku."

Yura terus menatap Bobby yang sejak tadi terlihat begitu marah. Yura sudah tahu sedikit apa yang terjadi dari luapan kemarahan Bobby, sementara lengkapnya Yura belum berani bertanya karena melihat emosi Bobby yang belum stabil.

Diam dan bicara pada saat yang tepat adalah pilihan terbaik yang bisa Yura ambil saat ini. Namun, Yura penasaran apa yang sebenarnya membuat hubungan Max dan Bobby menjadi renggang seperti ini, padahal sebelumnya mereka berdua sangat solid. Tapi Yura perhatikan semua ini terjadi sejak Hera datang di antara mereka, bahkan Max juga membuangnya juga karena Hera.

Bobby melempar gelas ke dinding apartemen Yura sebagai bentuk luapan kemarahannya. Yura terlihat kaget dan juga kesal, tapi tetap tidak berani mengatakan apapun. Yura masih terdiam menatap kemarahan Bobby.

"Menurutmu untuk siapa Max melakukan penangkapan pesta narkoba besar-besaran itu? Ravi bahkan juga tidak mau berbagi cerita denganku." Bobby kini bicara dengan Yura.

"Aku tidak yakin, tapi bukankah dia mulai berubah sejak Hera datang? Bisa jadi Max melakukan itu berhubungan dengan Hera karena semua yang Max lakukan akhir-akhir ini seperti bukan dirinya. Max seperti menjadi orang lain." Entah itu sungguh karena Hera atau ada hal lain, tapi Yura selalu suka mengatakan segala hal buruk tentang Hera karena wanita itu telah merusak impiannya.

Namun, Yura mulai merasa ada kemungkinan Hera akan berakhir seperti dirinya ketika mendengar dari Bobby kalau Hera pernah ditinggalkan oleh Max untuk menemani Jean yang ditembak oleh orang tidak dikenal. Sikap Max itu menunjukkan kalau dia masih mencintai Jean, lalu Hera akan ditinggalkan ketika Max bosan nantinya.

Orang bilang pria hanya jatuh cinta sekali, sisanya hanya melanjutkan hidup saja. Jean bisa jadi satu-satunya cinta dalam hidup Max dan sisanya adalah cara Max untuk melanjutkan hidup, yaitu dengan berganti pasangan. Menyedihkan jika Yura ingat karena ia termasuk ke salah satu wanita yang Max ganti dengan wanita lain, tapi setidaknya Hera juga akan berakhir dengan cara yang sama nantinya.

"Hera?" gumam Bobby. Benar, bisa jadi semua ini karena Hera. Jika sungguh seperti itu, maka Bobby semakin penasaran apa yang sebenarnya ada pada Hera sampai membuat Max mau melakukan apapun untuknya?

"Apa kau menjadi penasaran dengan Hera?" tanya Yura.

"Kenapa? Apa itu menjadi masalah untukmu?" Bobby balik bertanya pada Yura.

"Tidak. Tapi Hera memang menarik untuk dipelajari, kan? Kau mungkin harus mencobanya juga, jadi kau tahu apa yang istimewa darinya sampai bisa membuat Max seperti ini." Yura bicara sembari mengambil gelas sojunya, lalu meneguk soju sampai habis sembari melirik Bobby yang tampak tersenyum tipis setelah mendengar ucapannya.

***

Sementara di Pulau Jeju, Max dan Hera masih menemani Lucy yang sampai sekarang orang tuanya tidak ada tanda-tanda akan datang. Max sudah mengirim anak buahnya untuk pergi ke bagian informasi dan melihat kamar yang ditempati oleh orang tua Lucy, tapi sejauh ini belum ada kabar lagi.

Hujan tampak telah mulai mereda saat ini. Udara terasa sejuk dengan aroma setelah hujan yang begitu khas. Hera sibuk mengajak Lucy bermain agar dia tidak terfokus pada kesedihan atas apa yang terjadi saat ini.

Sedangkan Max hanya duduk dan memperhatikan Hera juga Lucy. Melihat Hera dan Lucy membuat sebuah bayangan muncul begitu saja di benak Max. Bayangan ketika nanti anaknya sudah besar, lalu Hera dan anaknya akan bermain seperti ini. Tidakkah itu terlihat indah?

Namun, Max kembali tertampar oleh fakta bahwa Hera telah memutuskan untuk pergi meninggalkan anaknya setelah dia melahirkan. Tapi jika sekarang saja Hera bisa sedekat ini dengan anak orang lain, maka nanti dia pasti juga bisa lebih dekat dengan anaknya sendiri. Jika sudah seperti itu, apakah Hera tetap ingin meninggalkan anaknya?

Gadis Jaminan Tuan Max [21+]Onde histórias criam vida. Descubra agora