29: Kartu Terakhir Ellusiant

244 52 27
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Ellusiant duduk seraya memutar-mutar cincin di jari tengahnya, menatap lorong gelap di depannya dengan api yang menggelegak di balik dada

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ellusiant duduk seraya memutar-mutar cincin di jari tengahnya, menatap lorong gelap di depannya dengan api yang menggelegak di balik dada. Kendati begitu, napasnya berembus tenang. Ellusiant berusaha menekan amarahnya dan bersabar. Andai Claretta benar-benar muncul kembali dari lorong sana setelah Asher berhasil menangkapnya, Ellusiant ingin Claretta melihat bahwa dia bukan ancaman sebagaimana yang selama ini gadis itu pikirkan. Selama Claretta kembali ke sisinya, Ellusiant bersedia memaafkannya. Ellusiant bahkan sudah memikirkan cara bagaimana agar gadis itu bisa lolos dari konsekuensi yang akan dihadapinya jika kembali ke istana. Berita mengenai pengkhianatannya sudah tersebar. Anggota keluarga Frisia tidak akan mau menerimanya kembali. Semua menteri pasti akan mendorong Ellusiant untuk menghukum Claretta atau bahkan menceraikannya. Namun demi gadis itu, Ellusiant bersedia membereskan semua masalah yang diciptakannya.

Tolong, kembalilah, Ellusiant memejamkan matanya dengan lelah, berharap agar permohonannya entah bagaimana terdengar oleh gadis itu.

Saat Asher kembali ke Ruang Tahanan, Ellusiant sudah melewati tiga puluh menit yang menyiksa. Dia mengangkat kepalanya dan berharap melihat Claretta di sisi Asher. Alih-alih, panglimanya itu berjalan hati-hati ke arahnya. Di belakangnya Godrik hanya menunduk. Janggal sekali melihat pria berbadan kekar itu kehilangan keganasannya. Wajah pias mereka berdua sudah cukup menjelaskan segalanya.

Asher membuka mulut untuk menjelaskan, "Kami gagal menangkap selir, Yang Mulia. Sipir penjara ini, Elijah, mengarahkan selir dan kedua dayangnya melalui pintu lain yang bahkan kepala kejaksaan tidak tau berada di mana. Hugo juga ikut bersama mereka. Godrik sudah melacaknya, tapi dia kesulitan mengendus aroma jiwa selir entah apa alasannya. Kami masih mencaritahu penyebabnya. Mohon ampun—"

Suara Asher terputus, direnggut oleh bunyi debum keras dan tinju yang mendarat di perutnya. Ellusiant berjongkok di depan laki-laki itu, yang tersungkur ke lantai seraya meludahkan darah. Dicengkeramnya leher belakang Asher hingga kuku-kukunya terbenam.

"Sungguh, Asher?" Ellusiant bertanya halus. Nada suaranya tenang, setenang lautan yang mengulum badai dalam ombaknya. Walau ekspresi wajahnya tak beriak sama sekali, murkanya tetap ada di sana, dan Asher pasti bisa merasakannya.

The Dawn Within Heaven (Versi Revisi)Where stories live. Discover now