23: Kekacauan

315 72 9
                                    


"Semua sudah siap, Yang Mulia!" jawab Mia. Gadis itu mengangkat jempolnya seraya tersenyum unjuk gigi.

Sementara itu, Dayang Maia memasang wajah muram. Mia memeriksa tas-tas sekali lagi. Zoey mengamati Maia. Pertama kali mendengar rencananya untuk melarikan diri dari istana, wanita itu menentang Zoey habis-habisan. Zoey memahami perasaan Maia, tentu saja. Terutama setelah kejadian di penjara pelayan beberapa hari lalu.

"Kau tidak perlu khawatir, Maia. Kalian berdua akan aman di istana ini."

Pada awalnya, Zoey berencana untuk membawa serta kedua dayangnya kabur. Tetapi kemudian Farell mengusulkan rencana lain yang akan membuat Maia, Mia, beserta keluarga Claretta aman.

Penculikan.

Mereka akan membuat skenario seolah Zoey diculik. Dengan begitu, Ellusiant tidak akan mencurigai Maia dan Mia dan menghukum mereka, apalagi menggunakan mereka berdua agar Zoey bisa kembali ke istana.

"Bukan saya yang saya khawatirkan, Yang Mulia. Tapi Anda." Maia menjilat bibir pucatnya yang kering. Terlihat sekali dayangnya yang satu itu tidak makan dan minum dengan baik.

"Percaya padaku. Semuanya akan baik-baik saja. Aku akan menjaga kalian berdua." Zoey meraih tangan Maia dan meremasnya.

"Yang Mulia, tidakkah Anda mau memikirkannya lagi?"

"Keputusanku sudah bulat. Aku ingin keluar dari tempat ini, Maia. Aku tidak bisa membayangkan bisa berada di sini selamanya."

"Anda bisa saja mengajukan gugatan cerai," timpal Mia. Gadis itu kembali ke pinggir tempat tidur dan bergabung dengan Zoey dan Maia.

"Itu juga bukan ide yang bagus," kata Maia. "Perceraian menciptakan stigma buruk kepada selir dan keluarganya, itu pernah terjadi. Mereka dianggap tidak becus melayani Kaisar. Apalagi selir selalu dianggap sebagai wanita simpanan semata. Satu-satunya jalan adalah menutup mata, berpura-pura bahwa semuanya baik-baik saja."

"Maksudmu aku harus ikhlas menjalani hidup seperti ini sampai mati?" Zoey menggelengkan kepalanya dengan wajah pahit. "Tidak. Aku tidak mau!"

Ini bukan sesuatu yang akan dipahami oleh Maia dan Mia. Keegoisan Zoey sangat beralasan.

"Kita sudah membahas ini, Maia. Keputusanku sudah bulat."

"Yang Mulia, Anda tidak bisa selamanya bersembunyi," debat Maia. "Cepat atau lambat Anda pasti ditemukan."

Aku selalu menemukan cara untuk menemukanmu.

Kenangan dua hari lalu di ruang makan berkelebat tanpa izin di benak Zoey, membuat kedua pipinya menjadi panas karena alasan yang sulit dijelaskan.

Tanpa sadar Zoey meremas tangan Maia lebih erat. "Tidak akan selamanya. Jangan khawatir. Aku tau apa yang harus dilakukan. Tolong percaya padaku, Maia."

Mereka berdua saling berpandangan selama beberapa saat, sebelum akhirnya Maia mengalihkan tatapannya dan menunduk. Zoey berusaha tidak terlihat goyah. Dia ingin meyakini Maia bahwa dia akan menemukan cara agar mereka semua mendapatkan akhir yang bahagia. Maia dan Mia hidup aman, Zoey bisa kembali ke Perserikatan Negara hidup-hidup, dan Hugo Bashville akan lolos dari hukuman matinya. Zoey yakin dia bisa melakukannya. Dia hanya butuh 'sedikit' bantuan, bahkan meskipun itu berarti masuk ke dalam perangkap.

Maia membalas genggaman Zoey. Pada akhirnya, dayang itu mengangguk dan tersenyum kecil.

"Terima kasih, Maia," ujar gadis itu tulus. "Kau tidak tau seberapa berharga dukunganmu bagiku."

The Dawn Within Heaven (Versi Revisi)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora