CHAPTER 30

5.6K 248 106
                                    

"Tuan meminta kami untuk menjemput anda," jelas Jaxon lagi.

"Cih, untuk apa aku kembali?"

"Bukan untuk Tuan Victor. Tapi ini demi kepentingan Tuan muda Rune," sahut Jaxon lagi.

"Kenapa dia berubah pikiran sekarang? Sebelum dia mengatakan padaku untuk tidak bertemu dengan Rune," kata Ruby dengan wajah datarnya. Jika orang lain berpikir selama ini ia kejam kepada putranya, dengan tidak berusaha untuk menemuinya. Kalian salah akan hal itu, Ruby mencoba untuk mencari cara agar ia dapat menemukan sedikit informasi tentang keadaan putranya. Tetapi Victor tidak mengizinkan hal itu. Tidak sedikitpun Ruby tau keadaan putranya, semua akses benar- benar tertutup untuknya.

Bukankah terdengar aneh baginya saat empat tahun berlalu seperti orang yang asing. Victor memintanya untuk kembali demi putra mereka? Apa Ruby boleh merasa curiga akan hal ini.

"Aku tidak bisa kembali tanpa kejelasan. Dan katakan kepadanya jangan melibatkan anak kecil," tandas Ruby mencoba untuk membuka akses pintu kontrakannya.

"Nona, tolong kembali. Tuan muda Rune sakit."

Ruby menjeda jemarinya masukan sandi pintu. Melirik ke arah Jaxon, ia mencoba untuk mencerna apa yang di katakan oleh Jaxon barusan.

"Apa katamu Jaxon. Ulangi sekali lagi!" bentak Ruby mencekram jas yang di kenakan Jaxon.

"Putra anda sakit Nona."

****
"Rune," panggil Victor memberikan tasnya kepada pelayan.

Victor berlutut saat putranya Rune berlari kearahnya. Dengan cepat juga Victor membawa tubuh Rune ke dalam pelukannya, mengecup seluruh permukaan wajah Rune. Dan mengendong tubuh putranya lalu berputar kecil membuat Rune tersenyum.

"Daddy, Daddy," bibir Victor mencoba untuk membuat Rune memanggilnya dengan panggilan ayah.

Putranya hanya menggeleng lalu menjatuhkan pipinya ke dada Victor. Victor tersenyum dan mengusap kepala Rune, membawa putranya masuk ke dalam lift yang membawa mereka menuju lantai teratas. Rune memiliki masalah keterlambatan berbicara, bahkan menyebutkan sepotong kata saja ia tidak mau.
Sebelumnya Victor sudah mencoba membawa Rune kepada dokter spesialis anak, tidak ada masalah pada Rune. Putranya juga tidak diagnosa autisme.

"Tunggu di sini Rune. Daddy akan kembali," ucap Victor menurunkan tubuh Rune putranya di atas ranjang.

Ia berjalan tak jauh dari Rune. Matanya masih bisa memantau putranya, Victor melepaskan jas dan menarik lepas dasi yang serasa mencekik lehernya. Membuka tiga kancing teratas kemejanya dan menggulung lengan kemeja sebatas siku.

"Rune. Ayo mandi bersama Daddy," ucap Victor menurunkan tubuh Rune dari ranjang.

Meraih tangan putranya dan membawanya menuju ke dalam kamar mandi, Victor dengan cepat mendekati bathtup memutar keras dan mengaturnya suhu air menjadi hangat. Sembari menunggu bathtup penuh, Victor menuangkan sabun yang membuat air berbusa. Ia membuka laci meja yang berada di samping wastafel mengeluarkan mainan- mainan dan memasukannya ke dalam bathtup.

Victor membantu melepaskan pakaian Rune terlebih dahulu. Sebelum ia menanggalkan pakaian yang masih melekat pada tubuhnya, membawa tubuh kecil putranya masuk dalam bathtup. Putranya terlihat sangat bahagia, tangan kecilnya mengepak- ngepak di atas air dan bermain bersama bebek- bebek karet yang mengapung di atas busa sabun.

"Rune... Maafkan Daddy, Daddy berjanji akan membawa Mommy kembali ke mansion ini. Semoga saja kembalinya Mommy dapat membuat Rune sembuh," batin Victor telah berjanji akan membawa Ruby kembali segera mungkin.

Tangannya mengusap dan menggosok perlahan tubuh kecil Rune, menuangkan shampoo dan mengusap kecil rambut Rune yang lebat. Rune memiliki wajah yang sangat mirip dengan Ruby, mulai dari mata sampai bibir Rune duplikat yang paling mirip dengan Ruby hanya saja dalam versi laki-laki. Victor hanya mewariskan surai lebat dan ikal serta warna bola mata Rune.

𝐒𝐄𝐂𝐑𝐄𝐓 𝐁𝐀𝐁𝐘 𝐁𝐎𝐘𝐒 𝐌𝐑. 𝐁𝐈𝐋𝐋𝐈𝐎𝐍𝐀𝐈𝐑𝐄Where stories live. Discover now