CHAPTER 24

5.4K 238 70
                                    

2000++ jangan lupa apa?
Vote dan spam komen
SELAMAT MEMBACA.

*****

Sejak malam itu hingga hari ini Ruby telah menyatakan ia kehilangan Victor dari hidupnya. Victor kembali dengan sikap dinginnya, tidak ada telepon ataupun pesan yang di tinggalkan Victor untuknya.

Apa yang terjadi pada Victor, Ruby sadar dirinya ikut adil dalam semua kekacauan ini. Wajahnya telah terpajang di media, lengkap dengan tuduhan bahwa dirinya yang menjadi perusak hubungan Victor dan juga Carly. Ancaman pembunuhan, dan kata- kata kasar serta hujatan makian terus ia dapatkan dari orang sekitarnya. Semua itu bermula dari ucapan Carly yang mengatakan alasan kepada media bahwa alasan dirinya ingin bunuh diri karena Victor  berselingkuh dan wanita itu dengan lantang menunjukan wajah Ruby di media. Sungguh wanita itu sangat hebat dalam bermain kata, Ruby tidak dapat kesempatan membela dirinya karena ia tidak memiliki kuasa.

"Nona, apa anda sudah mempersiapkan semua kebutuhan anda?" Pelayan kembali menyadarkan  Ruby dari lamunannya.

Dia menatap ke arah dua koper yang lengkap dengan segala macam pakaian, serta perlengkapan sementara untuknya yang akhirnya memilih untuk melanjutkan studinya di Toronto. Ruby seperti sedang melarikan diri dari semua masalah yang menimpannya saat ini, ia biarkan tuduhan mengarahkan kepadanya, dengan tidak membela diri di depan semua orang ataupun mencari pembenaran demi sebuah pujian. Ruby menyatakan ia jauh lebih unggul dari Carly, ia tidak butuh validasi dan pembuktian semua orang tentang dirinya.

"Ummh...Sudah," jawab Ruby dengan bersemangat.

"Kalau begitu mari saya bantu Nona," ucap pelayan mengambil dua koper Ruby.

Ruby hanya mengangguk dan membiarkan pelayan lebih dulu berjalan pergi meninggalkannya. Ia masih menatap seluruh kamarnya untuk sekilas, lalu tersenyum tipis sungguh dirinya tidak percaya bahwa ia kembali merasakan perpisahan yang membuat ia tak nyaman. Hidup bahagia hanyalah sebuah khayalan bukan?

Sampai detik ini Ruby hanya menunggu panggilan dari Victor. Bahkan saat kakinya melangkah meninggalkan mansion, ia masih sempat menatap mansion dari balik kaca mobil.

Ia sedikit memajukan tubuhnya lalu bertanya kepada supir pribadi yang biasanya bersama Victor. "Bagaimana dengan keadaan Tuan Victor? Apa kau tau?"

"Tidak Nona. Saya tidak tau dimana Tuan saat ini," balas supir pribadi Victor dengan singkat.

****

Kanada, Toronto desember 2024

Disinilah Ruby berdiri di depan bangunan megah yang menjadi impiannya sejak muda. University of Toronto, bukankah ini impiannya? Kenapa ia terus menarik napas beratnya. Padahal namanya masuk dalam daftar yang menerima beasiswa dan ia juga telah melewati harinya selama seminggu di sini. Seharusnya setiap hari dirinya sudah mulai terbiasa bukan?

Ruby menaiki satu persatu anak tangga, dengan tangan yang membawa beberapa buku. Disini tidak akan ada orang yang dapat mengenalinya, sehingga Ruby tak perlu merasa tidak enak hati.

Ruby hanya mengenal dua orang yang baik yang menyambut kedatanganya saat pertama kali. Prof. Nolan Schwarts begitu baik kepadanya, ia seseorang yang Ruby hormati selama beberapa hari di Toronto. Serta sahabatnya bernama Elisa wanita yang jauh lebih mudah empat tahun dari Ruby.

"Rubyjane!"

Ruby berhenti lalu tersenyum kecil menunggu seseorang wanita muda yang begitu ceria berlari menuju ke arahnya. Elisa, mahasiswa yang juga berprestasi dan kebetulan Elisa juga salah satu penerima beasiswa.

𝐒𝐄𝐂𝐑𝐄𝐓 𝐁𝐀𝐁𝐘 𝐁𝐎𝐘𝐒 𝐌𝐑. 𝐁𝐈𝐋𝐋𝐈𝐎𝐍𝐀𝐈𝐑𝐄Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang