CHAPTER 14

5.8K 206 6
                                    

Victor melepaskan jasnya dan meletakan pada kursi. Ia masih bisa tersenyum dan berpura- pura seakan tidak terjadi apa pun antara dirinya dan ayah Carly. Tangan Victor mengambil gelas wine miliknya dan menyesap dengan perlahan.

Carly menoleh dan menyentuh permukaan tangan Victor. "Sayang, apa kau baik- baik saja? Kau hanya terus minum sedari tadi," bisik Carly.

"Ummh, aku harus ke toilet sekarang," ucap Victor memasukan ponselnya ke dalam saku jas.

"Hati-hati, cepatlah kembali."

Victor mengangguk dan pergi berjalan meninggalkan Carly di meja makan bersama kedua orang tuanya.

Jena menatap kepergian calon suami putrinya. Lalu ia kembali menatap ke arah suaminya, Leo yang meletakan sendok dan garpu dengan kencang.
Membuat dua pasang mata menatap ke arahnya.

"Berhentilah bermain- main Carly." Leo menatap ke arah putrinya.

Carly yang terlihat terkejut dengan nada tinggi Leo ayahnya. Lalu wajah Carly yang awalnya terlihat hangat berubah menjadi dingin, kedua Carly  tangan terkepal berada di bawah meja menahan rasa marah.

"Apa Daddy pikir aku bermain- main dengan hubungan ini? Aku dan Victor saling mencintai," ucap Carly masih dengan nada yang tenang.

"Daddy sudah mengatakan sejak awal. Buat pria itu mencintaimu, dan bukan kau yang jatuh cinta padanya!" timpal Leo yang sudah tak tahan dengan tingkah putrinya.

"Daddy. Aku merasa bersalah jika terus memanfaatkan Victor, aku juga mencintainya dengan tulus," sahut Carly menolak untuk memanfaatkan Victor untuk kepentingan keluarganya.

"Dengan tulus? Kau juga pernah mengatakan hal yang serupa saat kau jatuh hati kepada pria bodoh yang entah berada dimana sekarang. Ia bahkan menjanjikan pernikahan kepadamu, sampai kau mau di buat hamil olehnya. Lalu? Cinta tulus apa yang kau maksud putriku," balas Leo mencengkeram gelap wine hingga pecah.

"Sampai kau keguguran karena terlalu stres memikirkannya," sambung Leo. 

"Aku tidak keguguran tetapi lebih tepatnya, aku yang mengugurkan," sahut Carly yang membuka sebuah fakta sebenarnya, selama ini orang di sekitarnya berpikir bahwa Carly keguguran karena terlalu stres. Tetapi hal yang terjadi ia yang datang ke klinik dan melakukan aborsi.

"Charlotte!" teriak Jena yang terkejut mendengar ucapan Carly. Tidak ia tidak menyangka Carly melakukanya sendiri, Jena tak bisa percaya akan hal itu.

"Apa yang membuatmu melakukannya." Leo menautkan sepuluh jemari di atas meja. Ia menarik napasnya dalam, bukan hanya Jena yang terkejut ia juga shock mendengar hal ini.

"Tidak perlu Daddy tanya lagi alasannya. Aku sudah melupakan kebodohan itu, kali ini biarkan aku menikah dengan Victor." Carly menarik gelas wine miliknya dan meneguk dengan santai.

Belum sempat Leo menjawab derap langkah kaki terdengar mendekatinya. Carly kembali tersenyum, dan sedikit mendongak saat ciuman kecil mendarat pada keningnya.

"Apa semuanya baik- baik saja?" tanya Victor melihat ke arah Leo dan Jena yang sedikit memperlihatkan ekspresi aneh.

"Sepertinya Mommy dan Daddy masih lelah sayang, perjalanan dari Roma ke Boston juga tidak dekat," jelas Carly mencoba mencari alasan untuk membuat kekasihnya tidak curiga.

"Aku minta maaf sekali lagi kepada anda Mr. Leo dan Mrs. Jena," kata Victor dengan bahasa formal dan sedikit menundukan kepalanya.

"Tidak apa- apa Victor. Kami hanya perlu istirahat, mengenai hal ini kami sebagai orang tua hanya bisa mendukungmu. Semoga kau dapat menjadi pria yang bertanggung jawab kepada Carly," jawab Jena yang mewakili suaminya yang hanya mengatupkan mulutnya.

𝐒𝐄𝐂𝐑𝐄𝐓 𝐁𝐀𝐁𝐘 𝐁𝐎𝐘𝐒 𝐌𝐑. 𝐁𝐈𝐋𝐋𝐈𝐎𝐍𝐀𝐈𝐑𝐄जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें