Bagian empat puluh dua

1.4K 103 26
                                    

Maaf yang tadi salah😭😭🤫

Setelah dari kamar Nathan, keduanya masuk ke dalam kamar Neda bersama Nathan juga karena memaksa untuk ikut mengunjungi kamar kakak perempuan nya.

"Halo kesayangan kak Natha."

Neda yang fokus dengan lukisannya sampai tidak menyadari keberadaan ketiganya. "Kakak,"

Natha memeluk Neda dengan sangat erat. Hanya pelukan singkat, kemudian  laki-laki itu menatap lukisan yang hampir jadi di depannya dengan penuh takjub. "Wah, bagus banget Da lukisannya."

"Terima kasih atas pujiannya." Neda menampilkan senyum manisnya. Kemudian dia menatap ke samping kakak laki-lakinya. Dia sedikit kikuk dengan Lovely, karena dia baru satu kali bertemu dengan Vely itu pun di hari pernikahan keduanya.

"Em, Hai. Kamu Neda kan?" Lovely yang seakan paham gelagat Neda langsung angkat bicara. Mungkin Neda sedikit canggung terhadapnya.

Neda menganggukkan kepala. "Iya kak."

"Hasil lukisan kamu bagus banget. Kakak boleh nggak lihat lukisan yang lainnya?"

"Boleh, boleh banget kak Vel." jawab Neda dengan cepat. "Ayo kita ke tempat penyimpanan lukisan aku,"

"Nathan mau ikut!" seru Nathan. Kemudian kaki mungilnya mengikuti langkah kedua perempuan itu meninggalkan Natha yang memilih merebahkan dirinya di ranjang milik Neda.

Neda membuka ruangan tempat dia menyimpan lukisan. Ruangan itu sendiri masih di area kamar Neda. Jadi jangan heran seluas apa kamar anak kecil itu. Tidak hanya Neda saja, semua kamar yang ada di mansion ini memiliki ruangan yang sangat lebar.

Ketiganya masuk ke dalam ruangan yang selalu di bersihkan setiap harinya agar tidak berdebu. Lukisan terpampang di dinding dengan beraneka lukisan. Ini hanya beberapa yang Neda koleksi saja karena sebagian sudah Neda lelang dan uang hasil lelang itu dia sumbangkan ke panti. Rey dan Risa di buat bangga dengan pola pikir anaknya yang satu ini karena mementingkan orang lain juga.

"Woah, bagus-bagus banget yah hasilnya. Neda kalau ngelukis bisa berapa hari sampai jadi total?"

"Kurang lebih satu hari sih kak,"

Lovely yang mendengar jawaban Neda syok. "Huh, yang benar saja Neda. Bangga aku sama kamu. Bye the way udah mulai ngelukis dari umur berapa?"

"Tiga-empat tahunan kayaknya. Aku lupa."

"Kakak mau dong beli lukisan kamu buat kakak pajang di apart,"

"Kakak mau yang mana? Gak usah bayar, tinggal ambil aja nanti aku bungkusin lukisannya."

"Kakak beli aja Ned,"

"Aku gak mau nerima uangnya kalau gitu."

"Emang nggak papa kalau nggak bayar?"

Neda tertawa. Astaga kakak iparnya ini sungguh lucu. Lagian kaya sama siapa aja, malah Neda senang kalau ada orang yang mau majang lukisan hasil karyanya. "Iya kak nggak apa-apa. Kakak mau yang mana?"

"Yang itu," Lovely menunjuk lukisan burung camar dengan pemandangan langit sore yang sangat indah karena perpaduan warnanya sangat menarik. Lukisan itu menarik mata Lovely sedari dia masuk tadi.

"Yang itu? Oke aku nanti packing ya,"

"Makasih Neda,"

"Sama-sama kakak ipar."

Lovely tersenyum menanggapinya. Entah kenapa hatinya menghangat di panggil dengan sebutan 'kakak ipar' oleh Neda. Dia suka aja gitu di panggil seperti itu. Selepas itu ketiganya lantas keluar dari ruang penyimpanan itu dan langsung di sambut pertanyaan oleh Natha. "Gimana semua lukisan Neda menurut kamu?" tanyanya kepada Lovely.

REYSA 2 | after merriedWhere stories live. Discover now