"Maaf-maaf kebablasan hehe!" Arsaka malah menampilkan wajah tanpa dosanya.

"Kenapa sih? Hadiah apa?" tanya Giya dengan kesal.

"Senyum dulu dong wanita kecilnya daddy!" goda Arsaka mencolek dagu wanita itu.

Giya yang tidak tahan digoda seperti itu menampilkan senyum saltingnya, Arsaka benar-benar mampu membuatnya tidak bisa berpaling.

"Hadiah apa ihhh?" tanya Giya lagi masih kepo.

"Ada dibawah ayo!" ajak Arsaka mengulurkan tangannya.

Giya dengan semangat membalas uluran tangan kekar Arsaka, tangan mereka berdua bertaut kemudian beranjak pergi turun kebawah.

"Gitar spesial buat orang yang spesial juga!" Arsaka memberikan sebuah kardus besar kepada Giya.

Giya berbinar cerah, wanita itu membuka kardus tersebut dan benar saja ada gitar di dalamnya. Gitar berwarna pink yang sudah dipasangi senar disana, membuat Giya berbinar-binar.

"Bagus banget!" seru wanita itu kegirangan.

"Beneran buat Giya?" tanya Giya sambil menatap Arsaka.

Cowok itu tersenyum manis lalu mengangguk mengiyakan, "Hm, buat Cinderellanya Arsaka!"

Pipi Giya merona begitu saja, wanita itu memalingkan wajahnya malu, "Ma-makasih!"

"Giya!" panggil Arsaka dengan serius membuat Giya menoleh.

"Kenapa daddy?" tanya Giya bingung, pasalnya wajah Arsaka tampak serius sekarang beda dari sebelumnya.

"Daddy belum minta sesuatu yang Giya janjiin kan?" Arsaka menaikkan sebelah alisnya.

Giya berusaha mengingat-ingat, hingga wanita itu menyadari bahwa ia pernah berjanji akan mengabulkan satu permintaan ayah angkatnya itu.

"Iya, daddy mau apa?" tanya Giya menatap Arsaka dengan serius.

"Kalo daddy minta nikah sama Giya boleh?"

*****

Seorang gadis cantik dengan rambut sebahu kini tengah duduk sendirian di tepi danau, dengan wajah murungnya ia menatap lurus kedepan.

"Gue harus apa?" tanyanya entah pada siapa.

"Mau sampai kapan gue nangisin orang yang bahkan nggak pernah tau kalo gue itu suka sama dia? Kenapa gue nangis? Kenapa gue nggak bisa liat dia sama orang lain?"

Gadis itu adalah Una, sudah tidak asing lagi dengan nama gadis itu mengingat dia adalah sahabat Giya.

"Ahhh sial gue terlanjur cinta sama dia!"

Air matanya mulai membasahi pipi gadis itu. Siapa sangka, seorang gadis bar-bar seperti Una bisa menangis, gadis yang selalu ceria dan sangat-sangat terlihat tidak ada beban sedikitpun.

Tetapi itu hanyalah sebuah topeng, dibalik wajah bahagia itu ada rasa sedih yang ia sembunyikan. Una memang seperti itu, dirinya selalu memendam perasaannya sendiri tidak ingin berbagi dengan orang-orang terdekatnya, walaupun itu hanya sedikit menceritakan tetapi bukankah itu bisa membuat kita lebih tenang?

"Gue terlanjur salah, gue salah suka sama temen sekelas!" isak tangis gadis itu terdengar begitu pilu.

"Kamu memang salah!"

Suara berat itu membuat Una terkejut, ia menoleh dan melihat seseorang cowok dengan pakaian formal berjalan menuju kearahnya.

"Ngapain kesini sih?" tanya Una ketus.

"Sana pergi saya tidak nerima tamu disini!" usir Una sambil mengibaskan tangannya.

"Ini tempat umum jika kamu lupa!" ujar cowok itu dengan datar.

My Daddy My HusbandWhere stories live. Discover now