Jatuh cinta sekali

274 38 30
                                    

Di usia 20 tahun, Seokjin belum pernah merasakan jatuh cinta apalagi pacaran. Melewati bulan kelahirannya tahun ini Seokjin berjanji akan mendapatkannya, entah bagaimana caranya!

Tapi, di sisi lain Seokjin sendiri saja malas berinteraksi dengan orang-orang. Dia akan pergi ke kampus, lalu langsung pulang ke rumah. Sudah begitu terus setiap harinya. Ada kenalan yang memperkenalkannya dengan orang baru saja Seokjin malas sekali untuk merespon.

Trus kapan punya gandengan kan?

"Kakkk Seokkk!!!!"

Seokjin baru saja membuka pintu gerbang rumah pagi-pagi dan dia sudah di cegat anak tetangganya yang biasa numpang naik mobilnya jika jadwal kuliahnya pagi.

"Berisik ah, di bilang jangan panggil Seok, gue tampol lu ya!" Seokjin sudah akan menaikan tangannya karena kesal dengan anak tetangganya yang bawel itu.

Sudah bawel, tiap hari nempel terus seperti lem. Saking dekatnya dia dan keluarganya bahkan sudah di anggap anak paling muda di keluarga Seokjin. Keluarga Kim jadi terasa punya tiga anak karena Jeon, si bocah kematian ini yang tidak pernah absen dari rumah mereka setiap harinya.

Si Jeon mana peduli, selain telinganya tiba-tiba tuli, dia dengan santainya melenggang masuk mobil Seokjin tanpa memperdulikan si empunya setelah berlagak tos merespon tangan Seokjin yang terangkat.

"Ayo nanti kesiangan," perintahnya tanpa memperdulikan seberapa kesalnya Seokjin yang bergumam tak jelas.

"Kalo takut kesiangan jangan ikut gue, berangkat sendiri aja sana," Seokjin yang sudah masuk mobil dan memasang seatbeltnya berucap kesal sekali.

Sementara Jeon sialan Jungkook ini malah sudah sibuk dengan ponselnya.

"Berenti di sini aja," ujar Jeon beberapa waktu kemudian.

Seokjin melihat sekeliling, ini bukan tempat biasa Jungkook turun untuk pergi ke sekolahnya.

"Kok di sini? Lu mau bolos ya? Gue lapor ya ke mamih lu," ancam Seokjin,

Jungkook malah hanya menjulurkan lidahnya dan turun dari mobil secepat dia bisa sebelum Seokjin semakin mencecarnya.




.

.

.


"Karena gue takut lu bakal ngga nyaman kalo janjian di tempat lain, kita di sini aja ya ketemuannya sama Kak Nam," Woony, teman satu kampus Seokjin dan juga adalah sahabat dekatnya memberitahu.

Woony tahu apa yang Seokjin inginkan akhir-akhir ini, meski Seokjin biasanya tidak seterbuka itu mengenai perasaannya. Dan di kesempatan seperti itu, Woony merencanakan memperkenalkan Seokjin dengan kakak kelasnya dulu waktu di SMA. Mereka bertemu di sebuah café dekat kampus sepulang kelas.

Seokjin meneguk salivanya, rasanya sangat tegang padahal ini hanya pertemuan biasa. Woony juga membuat suasana seolah mereka yang tidak sengaja bertemu. Tanpa niat terselubung apapun. Meskipun tetap berharap jika keduanya nanti bisa cocok, Seokjin dan Kak Namjoon bisa bersama.

Woony pikir, kak Namjoon sangat cocok dengan Seokjin yang sebenarnya asik orangnya. Hanya saja selalu kesulitan setiap menjalin sebuah hubungan lebih dari teman. Padahal semua orang juga mengakui Seokjin cukup menarik dan populer di kampus.

Namjoon adalah sosok yang dewasa dan juga mudah akrab dengan orang baru, pasti mereka bakal punya topik yang menarik dan saling melengkapi.

Yang ditunggu sudah datang. Kim Namjoon, laki-laki gagah yang ramah menyapa keduanya.

"Akhirnya ketemu juga," Namjoon berucap pada Seokjin yang tersenyum kikuk.

Sementara di benak Seokjin,

PURE LOVEWhere stories live. Discover now