Cause we are friend (3)

292 32 20
                                    

Seokjin di bantu Nara tetap mencoba berbicara dengan Jungkook

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Seokjin di bantu Nara tetap mencoba berbicara dengan Jungkook. Namun Jungkook tetap menghindarinya sampai akhirnya Seokjin menyerah dan meninggalkan rumah bibinya lebih awal dari yang dia rencanakan. Seokjin kembali ke rumahnya dengan perasaan sedih dan hampa.

Sampai suatu hari, Seokjin menyadari kalau nomornya di blokir Jungkook dan Seokjin sudah tidak bisa menghubunginya melalu telfon. Seokjin langsung mencari Nara dan meminta bantuannya. Nara dengan sedih mengatakan kalau Jungkook memang sengaja melakukannya untuk benar-benar menghindari Seokjin.

Seokjin merasa tubuhnya tiba-tiba lemas dan kebas. Dia tidak bisa merasakan apapun, kecemasan dan ketakutan yang selama ini masih bisa dia tahan tiba-tiba menguar dan menyesakan dadanya. Seokjin panik. Dia mencengkeram erat kedua tangannya sampai jarinya mengores salah satu permukaan tangannya.

Taehyung melihatnya. Seokjin kembali beberapa hari lalu dan dia mendapati perubahan besar pada diri Seokjin. Seokjin meminta kembali bekerja, namun dia menjadi sangat pendiam dan tertutup. Taehyung ingin mencoba menanyakan apa yang tengah terjadi namun terpaksa menahannya. Sepertinya Seokjin butuh waktunya sendiri sebelum dia akhirnya akan bisa membuka hatinya lagi.

Sembari menunggu, Taehyung memperhatikan gerak gerik Seokjin yang banyak melamun. Taehyung tidak banyak bicara, dia hanya menjaganya dari kejauhan. Sampai pada malam ini, dia melihat Seokjin berjongkok di luar kendai dengan mencengkeram erat kedua tangannya.

Taehyung tidak bisa diam, dia meletakan sapunya dalam usahanya membersihkan isi kedai setelah tutup. Dia berlari ke arah Seokjin.

"Ada apa?" tanyannya lembut.

Taehyung berjongkok di depan Seokjin.

Seokjin masih meremat tangannya sampai darah merembes dari tangannya.

"Jinnie," Taehyung mencoba menyadarkan Seokjin yang masih melihat tanah dengan banyak pikiran yang berkecamuk di kepalanya sendiri.

"Jinnie, dengar, aku di sini. Aku akan jadi temanmu, kau bisa mencurahkan semua padaku," ujar Taehyung lembut, dia berusaha melepaskan tautan tangan Seokjin terlebih dahulu agar Seokjin tidak semakin parah melukai dirinya sendiri.

Seokjin masih belum bereaksi sampai akhirnya Taehyung memeluknya.

"Jangan begini, aku akan sedih," kata Taehyung tulus.

Mendapat pelukan hangat, tiba-tiba Seokjin menangis. Dia sepertinya tidak pernah menangis sekeras ini, kecuali saat kedua orang tuanya meninggal dan bahkan dia tidak di beritahu dimana jasad kedua orang tuanya. Menangisi betapa malangnya nasibnya setelah mereka pergi.

Seokjin sudah tidak bisa mentolerir rasa sakit dari sebuah kehilangan itu sampai detik ini. Seolah tubuhnya ikut mati bersama kepergian mereka. Termasuk kepergian sahabat yang amat dia cintai, Jeon Jungkook.

Seokjin ganti meremat dadanya. Rasanya sesak setelah dia mencoba melepaskan pelukan Taehyung. Air mata sudah membasahi seluruh wajahnya.

"Jung-hiks, Jung," rasanya menyembutkan namanyapun terasa menyakitkan untuk Seokjin,

PURE LOVEWhere stories live. Discover now