4

66 5 0
                                    

Selamat membaca 🤗❣️






Pagi mentari telah bersinar malu malu, suara kicauan burung terdengar saling bersahutan bersama suara ayam milik tetangga yang berkokok.

Syila pagi ini telah siap dengan seragam sekolahnya, rambut panjang hitamnya ia kuncir kuda. Ia menyemprotkan parfum miliknya dan memakai lipthin agar wajahnya yang sudah cantik itu terlihat lebih segar. Sekali lagi ia memperhatikan penampilannya dicermin besar didepannya, setelah dirasa sudah rapi ia pun keluar kamar sambil menenteng sepatu.

Aroma sebuah masakan masuk kedalam indra penciumannya, ia yakin aroma masakan yang sepertinya enak itu berasal dari dapur rumahnya. Syila pun berjalan menuju dapur dan melihat Erka sang suami sedang menaruh nasi goreng kedalam piring dengan aproun ditubuhnya.

Ah ya Tuhan Syila lupa seharusnya ia yang menyiapkan sarapan ini, bukan malah suaminya. Apa yang ia akan katakan jika Bundanya tau bahwa bukan dia yang menyiapkan sarapan malah suaminya. Ini semua gara gara dia yang telat bangun hingga tidak sempat membuat sarapan untuk dirinya dan suaminya.

Erka yang merasa ada seseorang berjalan menghampirinya mendongak, tatapannya bertubrukan dengan Syila yang juga sedang menatapnya. Ia meniliti penampilan istri kecilnya itu.

"Kenapa lo liatin gue kaya gitu?."tanya Syila sembari menarik kursi makan.

"Gapapa."jawab Erka.

Mereka pun memulai memakan sarapan dengan diam. Syila dirinya menikmati nasi gorengnya dengan lahap, ia tidak menyangka bahwa suaminya pandai memasak seperti ini, buktinya nasi goreng ini sangat pas dilidahnya.

"Gimana keadaan teman mu itu?."tanya Erka memulai percakapan dengan Syila.

Syila yang sedang asik dengan makannya menoleh."Sejauh ini baik baik aja. Tante Ririn juga udah mulai membaik walaupun kepalanya masih terluka."

"Itu semua ulah papanya teman kamu?."tanya Erka lagi.

"Iya. Om Bram emang kasar dari dulu, bahkan om bram ga segan segan buat mukul tante ririn atau zura yang notabenenya istri dan anaknya sendiri. Tapi gue ga nyangka aja kalo om bram bisa ngelakuin sejauh ini sampe bikin tante ririn kaya sekarang."ujar Syila menjelaskan.

"Gue juga sempet cerita hal ini sama ayah, dan kata ayah kita jangan terlalu ikut mencampuri urusan orang lain. Tapi jika orang itu membutuhkan bantuan kita ya sebisa mungkin gue bantu. Ayah juga bilang kalo situasinya udah memang tidak bisa ditolerir ayah bakalan bantu, karena bagaimana pun ayah juga tidak tega melihat bekas luka dan lebam yang sering zura dapat dari papanya. Dan gue pulang sekolah nanti bakalan kekantor ayah buat kasih tau semuanya biar om bram diurus sama ayah."lanjut Syila.

Erka menganggukkan kepalanya paham, ia tau bahwa keluarga istrinya ini memiliki rasa peduli yang tinggi pada sesama. Ia bisa mempercayai bahwa kasus yang menimpa sahabat istrinya akan segera ditangani dengan baik.

"Gue duluan ya udah hampir telat ini. Makasih juga buat nasi gorengnya."ujar Syila selesai dengan nasi goreng miliknya, ia melirik arlojinya dengan gusar. Tanganya dengan cepat memakai sepatu yang belum ia kenakan kemudian berjalan keluar rumah untuk mengeluarkan motor miliknya.

Erka yang melihat itu menggeleng pelan.

💦💦💦

Syila menghela nafasnya kasar, ia sungguh bosan berada dikelasnya. Pasalnya kelasnya ini sedang  jam kosong yang tidak ada gurunya karena berhalangan hadir. Biasanya Syila akan senang  jika kelasnya mengalami jam kosong, namun sekarang tidak karena bangku disebelahnya kosong.

Love SuamikkkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang