Chapter 1

24.5K 1.3K 23
                                    

Hujan begitu deras turun dikota Shibuya, suara petir juga terdengar beberapan kali berbarengan dengan derasnya hujan yang turun di Shibuya.

Didalam sebuah rumah yang cukup besar di kawasan Shibuya, ada suara pecahan barang keramik dan isakan kecil seolah-olah kejadian didalam rumah tersebut sama seperti hujan dan petir yang menggelenggar diluar.

"ANAK TIDAK TAU DIUNTUNG, SUDAH SYUKUR KAU KUBIARKAN TINGGAL DISINI. APA YANG KUBISA HARAPKAN DARI KAU." Marah seorang perempuan berumuran 30 tahunan.

"Ma-maafkan aku bi, aku tidak sengaja." Ujar seorang anak berumur 16 tahunan.

"SUDAH BERAPA KALI KAU BERBUAT SALAH, KAU TAU VAS YANG KAU PECAHKAN SEKARANG INI BERHARGA 20 JUTA. MEMANGNYA KAU BISA MEMBAYARNYA." Tanya perempuan tersebut.

Anak tadi hanya bisa menundukan kepalanya dan terisak kecil.

"Kalau bukan karena warisan dari ayahmu dan kau adalah anak dari kakak ku, aku tidak sudi mengurusmu. DASAR PEMBUNUH." Ujar perempuan tersebut dengan penuh penekanan.

Tiba- tiba perempuan tadi menarik tangan anak tersebut dengan kasar, Ia terus menariknya hingga disebuah ruangan tak terpakai lagi yang tidak ada penerangannya sama sekali.

"Maafkan aku bi, Yura tidak akan berbuat kesalahan lagi." Ujar anak tadi yang bernama Yura Nakayama berusaha melepaskan cengkramannya.

"Memangnya kau mau kemana?, kau akan kuhukum untuk tinggal diruangan ini sampai besok, dasar pembunuh." Ujar bibi dari Yura yang bernama Misaki Yoshitaka mendorong tubuh Yura yang kecil hingga terjungkal didalam ruangan tersebut, lalu ia menutup dan mengunci pintu tersebut.

"Bi maafkan aku, a-aku tidak akan berbuat salah lagi." Ujar Yura terisak sambil berusaha membuka pintu yang terkunci.
Lama berusaha membuka tapi tidak ada sahutan satupun dari luar. Tiba-tiba nafas Yura menjadi tersengal-sengal, keringat terus jatuh bercucuran dikepalanya. Ia berjongkok sambil memegang telinganya.

"O-okaa-san, Tou-san j-Jangan tinggalkan Yura sendiri hiks."

"A-aku bukan pembunuh Okaa-san, tou-san dan paman. Ma-maafkan a-aku bi." Lalu tiba-tiba Yura jatuh pingsan didalam ruangan kosong tesebut.

Esok harinya Misaki sambil membawa ember ditangannya, ia membuka ruangan yang mengurung Yura disana. Lalu air yang ada diember tersebut disiram ke Yura.
Yura yang terkena siraman langsung terbangun.

"Jangan seenaknya kau, kau tidak lihat sekarang sudah jam berapa?, masih saja tidur." Ujar Misaki berbalik arah, sebelum berbalik arah ia melemparkan ember yang ditangannya ke Yura hingga terkena kepalanya.
Yura bangun dari tempatnya, sambil memegang kepalanya yang pening. Suhu di ruangan itu cukup dingin akibat hujan deras yang turun semalaman, badannya gemetar kedinginan akibat air yang disiram oleh Misaki tadi.

Ia berjalan menuju kamarnya untuk mandi dan mengganti baju.

TBC

Don't Leave Me AloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang