04. Still here... Come and go!

Start from the beginning
                                    

"Ibu, sneakers warna putih punya ku yang dibelikan Kakek dimana ya?"

Terdengar suara Ruby dari luar kamar Aghnia. Ny Hanna dan Aghnia menoleh. Ruby muncul di pintu kamar Aghnia.

"Ibu lihat sepatuku?" tanya Ruby sekali lagi.

Ny. Hanna berdehem pelan. Dia berusaha menyembunnyikan roman wajahnya setelah berbicara dengan Aghnia, tidak ingin Ruby mengetahui permasalahan kakaknya.

"Sneakers putih itu terakhir ibu lihat di kolong tempat tidurmu. Coba cari baik-baik"

Seperti biasa Ruby tidak peduli dengan sepuluh orang asisten rumah tangga yang disewa orangtuanya di rumah. Dia lebih suka mencari barang-barangnya sendiri, daripada harus berteriak memanggil salah satu asisten rumah tangganya tersebut.

"Nona Ruby, ini sepatu putihnya sudah dibersihkan" seorang ART menyodorkan sepatu yang dicari Ruby. Ruby tersenyum lebar.

"Terimakasih, lain kali tinggalkan pesan jika membersihkan barang yang sering aku pakai"

"Baik nona"

Ny. Hanna menggelengkan kepala. Aghnia tersenyum geli. Sejak dulu Ruby memang tidak pernah berubah.

"Ayah memanggil kita semua untuk sarapan, terutama kakak. Kata Ayah ada yang mau dibicarakan" kata Ruby lagi.

Ny. Hanna dan Aghnia berpandangan. Ada apa gerangan?

***

Di ruang makan formal dengan meja dan kursi yang dirancang dengan gaya klasik-modern, Ruby biasa makan bersama keluarganya. Ruang makan ini memiliki meja makan khusus dengan dekorasi mewah yang dapat menampung lebih dari sepuluh orang.

"Hari ini Ayah akan bertemu dengan Tn. Hardiyanta, membahas rencana keberangkatan kita ke Paris lusa untuk pernikahan Aghnia dan Sagara"

Aghnia dan Ny. Hanna terlihat kaget. Sementara Ruby hanya diam mendengar perkataan Ayahnya sambil menikmati waffle dengan saus madu favoritnya. Tn. Adhinatha menatap lurus Aghnia. Hal itu membuat Aghnia semakin gugup karena ragu dengan keputusannya.

"Kau fokus saja dengan pernikahanmu, setelah itu baru kita bahas soal posisimu di hotel"

"Ayah sebenarnya aku ..."

Ny. Hanna menggenggam erat tangan Aghnia seraya menggelengkan kepalanya perlahan. Saat itu Tn. Adhinatha sedang tidak memperhatikan mereka. Ruby menyadari ada yang ganjil antara ibu dan kakaknya.

"Sebenarnya aku harus menyelesaikan beberapa pekerjaan disini" ucap Aghnia waswas.

Tn. Adhinatha mengalihkan pandangannya, masih sambil menikmati sarapannya. Suasana mendadak sedikit tegang. Ny. Hanna memberi isyarat kepada Aghnia untuk tidak membahas perbincangan mekera sebelumnya.

"Maksudnya... jadwal pemotretan hari ini sangat padat, jadi tidak bisa menemani Ayah bertemu dengan Ayah Sagara"

Ny. Hanna lega. Tn. Adhinatha tersenyum "Tidak perlu. Kau selesaikan saja pekerjaanmu supaya tidak mengganggu pernikahanmu nanti. Ayah akan menemui Tn. Hardiyanta bersama Ibu dan Ruby"

"Aku?" 

Ruby tercengang mendengar ucapan Ayahnya. Padahal hari ini dia berencana pergi ke toko buku bersama Kiran, mencari buku kisi-kisi ujian masuk universitas. Setelah memantapkan diri untuk melanjutkan studi kedokteran hewan, Ruby memang selalu mencari tahu segala hal tentang dokter hewan. 

"Aku hari ini mau pergi sama Kiran, Ayah. Sudah janjian mau ke toko buku"

"Ruby ikut Ayah atau Ayah batalkan pendaftaranmu ke jurusan dokter hewan?" 

Sewarsa PurnamaWhere stories live. Discover now