24

790 67 6
                                    

Jay merangkul Sunghoon yang terlihat sedang butuh sandaran. Sepertinya pikiran Sunghoon sedang kacau sampai dia berucap seperti tadi.

"Kenapa, Hoon?"

"Tiba-tiba gue ngerasa gitu, gue takut, Jay. Apa yang bakal terjadi ke depan? kenapa gue tiba-tiba gelisah?"

Jay menangkup kedua pipi Sunghoon, menatap matanya yang diisi oleh kekhawatiran tak beralasan. Apa Sunghoon memiliki firasat?

"Tenangin diri lo, Hoon. Ada gue di sini, gue akan berusaha buat terus jagain lo sama Jongseong."

Sunghoon memegang kedua tangan Jay.

"Tolongin gue, Jay."

Jay tidak tahu harus bagaimana berucap untuk menenangkan Sunghoon, ia tidak tahu konteks dari menolong Sunghoon itu apa.

Suara pintu terbuka mengalihkan perhatian mereka. Sunghoon lantas melepaskan pegangannya pada Jay, menatap Jongseong yang sedang berlari ke arahnya.

"Mamii," teriak Jongseong.

Jongseong melihat mata mami-nya yang sedikit memerah. Apa mami menangis karena paman yang berada di rumah selama Jongseong dan papa tidak ada?

Di belakang, Jungwon sedang membawa beberapa kantung makanan Jongseong yang dibungkus. Melihat Jay yang belum pulang, Jungwon berjalan ke arah dapur untuk menaruh makanannya.

"Mami nangis?"

Sunghoon diam beberapa saat lalu kedua alisnya terangkat.

"Emang mami kelihatan habis nangis?"

Jongseong mengangguk.

"Paman ini yang bikin mami nangis?" tanya Jongseong takut saat mata Jay menatapnya.

Sunghoon terkekeh.

"Dia cerita kisah hidupnya, mami sedih. Jadi mami ikutan curhat juga sampai nangis," jawab Sunghoon tidak bohong.

Sekali saja Sunghoon berbohong, pasti kesananya ia akan membuat kebohongan-kebohongan yang lebih besar. Maka dari itu Sunghoon berusaha untuk terus jujur.

"Mami jangan nangis ...," tiba-tiba Jongseong ngerengek meluk mami-nya sambil menangis.

"Seong sedih lihat mami nangis," ucap Jongseong di sela tangisnya.

Sunghoon memeluk anaknya, berusaha untuk tidak ikut menangis. Sunghoon mencoba menenangkan Jongseong dengan mengelus pundaknya.

Jay yang melihat keduanya saling menguatkan makin terluka hatinya. Ia ada di sana, tapi ia merasa jarak mereka jauh. Apalagi kedua manusia kesayangannya menangis karenanya.

Makin merutuki dirinya sendiri lah si Jay ini.

"Jongseong," panggil Jay.

Jongseong menoleh takut.

Jay mencoba memberikan senyuman terbaiknya.

"Papi pulang dulu, ya? nanti besok, Jongseong ke sekolah diantar sama papi."

"Papi?"

Jongseong tidak menyangka kalau paman yang ia temui tadi sore adalah papi-nya. Papi yang selalu ia pertanyakan keberadaannya, papi yang jadi satu-satunya alasan kenapa mami-nya selalu menangis.

Jay mengusak pucuk kepala Jongseong gemas sekaligus mengecup kedua pipi gembulnya.

"Hoon, aku pulang. Titip salam buat Jungwon."

Sunghoon mengangguk.

Jongseong dicium, masa Sunghoon enggak?

Sunghoon diam, tidak berharap juga.

Perfume [jayhoon] ✅Where stories live. Discover now