5

1.2K 101 6
                                    

Bel pulang berbunyi, Jay dan Sunghoon berjalan menuju parkiran. Kali ini Jay yang bawa motor.

"Mau ditemenin ke mana lo?"

"Pantai, mau?"

"Boleh."

Perjalanan cukup jauh, di jalan Sunghoon sempat mengabari kedua orang tuanya di rumah.

Hari mulai gelap, mereka baru sampai di tempat tujuan. Rasanya tenang sekali, suara ombak yang menenangkan ditambah suasana malam yang dingin.

"Gue takut gak bisa ketemu lo lagi, Hoon."

Sunghoon menatap Jay yang pandangannya lurus ke arah pantai.

"Kenapa lo harus takut?"

"Gue takut salah satu dari kita pergi."

"Ya emang kenapa? Siklus idup kan emang gitu."

"Lo istimewa, Hoon."

Dahi Sunghoon mengernyit.

"Gue mungkin keliatan punya banyak temen, tapi menurut gue yang bener-bener mau temenan sama gue tanpa ngeliat status cuma elo.

"Bahkan lo berkali-kali nolak temenan sama gue."

"Karena gue tau kalau gue temenan sama lo, gue bakal ketularan aneh."

"Lo udah aneh sebelum gue deketin."

"Jadi orang pendiem itu bukan aneh."

Ya, benar sih ...

Jay terdiam menikmati angin yang menerpa wajahnya. Sunghoon masih memandang wajah Jay yang terlihat... cantik?

Andai Jay tahu kalau ia seorang bi. Sepertinya Jay tidak akan mau berteman dengannya. Atau bahkan ia akan mendapat ejekan, sama seperti saat di sekolah menengah pertamanya.

Pikiran Jay tiba-tiba teringat pacarnya, pacar yang ada di sebelahnya. Jay menoleh mendapat tatapan sayu dari Sunghoon.

"Hoon..?"

"Iya, Jay?"

"Ngapain liatin gue begitu?"

Sunghoon mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Oh, ga boleh."

"Lo lagi capek, Hoon?"

"Namanya manusia ya bisa capek."

"Kenapa?"

"Kalau alasannya gue gak bisa ngasih tau."

Lagi-lagi.

"Kenapa lo gak mau cerita masalah lo ke gue, Hoon?"

"Gue...."

Sunghoon menghela nafas panjang.

"Gue gak mau bergantung sama lo, Jay. Karena suatu saat nanti lo bakal ninggalin gue."

"Lo yakin gue bakal ninggalin elo?"

"Masa depan ga ada yang tau kan?"

Sunghoon dan Jay memutuskan untuk pulang. Seperti biasa, Sunghoon tidak mampir ke rumahnya terlebih dahulu. Memangnya untuk apa?

"Jay pulang."

Kedua orang tua Jay berada di ruang tamu sembari menunggu anaknya pulang.

"Dari mana kamu? Eh ada Sunghoon ternyata."

"Habis main sama Sunghoon, bunda."

"Halo bunda, eee... om?" Sunghoon membungkuk memberi hormat.

Bunda Jay tertawa.

Perfume [jayhoon] ✅Where stories live. Discover now