23

719 69 0
                                    

"Jongseong ke mana?"

"Main sama Jungwon."

Jay masih asing dengan namanya.

"Jungwon?"

"Adek gue."

"Oh, Jungwon yang itu."

Bunda pergi duluan, ditelepon sama ayah ada urusan penting di perusahaan. Tadinya bunda mau nyuruh Jay langsung pulang, tapi kelihatannya Jay ingin mengobrol lama dengan Sunghoon. Jadi bunda menitipkan Jay pada Sunghoon.

Sebelumnya bunda cerita lebih lengkap soal Jay ke Sunghoon soal apa yang terjadi pada Jay delapan tahun yang lalu.

Sekitar pukul dua siang, Jay yang kelasnya telah selesai akan menghampiri seseorang di rumahnya. Seseorang itu tahu informasi yang Jay cari selama dua tahun ke belakang. Namun, saat di perjalanan Jay tidak mengalami nasib yang baik. Mobilnya tertabrak dari arah depan dan belakang. Di depan oleh satu mobil truk dan ada sekitar enam mobil di arah belakang.

Akibat kecelakaan lalu lintas yang parah, Jay mengalami cedera otak traumatis. Saat diperiksa lebih lanjut, Jay termasuk ke cedera otak traumatis yang parah dan ia mengidap koma minimally responsive state (MR). Jay dapat menunjukkan refleks primitif dan kesadaran stimulasi lingkungan walaupun kemampuan untuk mengikuti perintah sederhana belum optimal.

Jay dipindahkan ke negara asalnya untuk mendapatkan fasilitas rumah sakit yang lebih baik.

Setelah melewati koma yang panjang, Jay terbangun dengan mengalami disorientasi terhadap orang, benda, waktu dan lokasi.

Bahkan Jay kesulitan berbicara dan mengenali. Hal itu berhubungan dengan kondisi geger otak dan juga karena faktor trauma psikis. Tidak jarang orang pasca kecelakaan mengalami trauma psikis hingga berminggu-minggu bahkan tahunan.

Jay dinyatakan amnesia traumatis (post traumatik) saat ia tidak bisa mengingat kejadian tujuh tahun ke belakang sesudah kecelakaan. Amnesia jenis ini dapat membuat seseorang kehilangan ingatan secara sementara atau permanen.

Untungnya Jay masih bisa sedikit demi sedikit untuk menjalani kehidupan seperti sedia kala, namun ingatannya masih belum banyak perkembangan saat itu.

Kini mereka canggung.

Jay sebenernya pengen banget peluk Sunghoon, tapi gak enak. Gak punya harga diri juga di depan Sunghoon.

Akhirnya mereka diem-dieman.

"Gimana kabar lo, Sunghoon?"

Sunghoon nangis, ngeluarin semuanya. Tadi ada bunda Jay, Sunghoon pura-pura kuat. Tapi sekarang cuma ada Jay, Sunghoon bebas mengekspresikan perasaannya.

"Sunghoon," Jay melirik Sunghoon yang sedang menangis, menghapus air matanya yang terus mengalir.

"Gue hampir gila karena lo gak bawa gue pulang dari rumah sakit jiwa!"

Sunghoon menatap Jay sendu.

"Gue pikir gue gak bisa lahirin anak itu, pas gue hamil gue juga mau didampingin sama lo, Jay.

"Tapi karena lo bilang kalau lo butuh waktu gue selalu hipnotis gue sendiri sampai otak gue kosong.

"Gue capek, Jay, mental gue sakit."

Akhirnya Jay memberanikan diri untuk memeluk Sunghoon, mengusap punggung Sunghoon. Pasti berat menjalaninya sendirian. Jay tahu ia sangat bodoh.

"Untung ada Jungwon, dia baik banget sama gue. Tiap libur selalu nyamperin gue, gue jadi gak kesepian. Jungwon sayang sama Jongseong, padahal bukan anaknya. Dia sekolahin Jongseong, bahkan beliin rumah ini buat gue."

Perfume [jayhoon] ✅Where stories live. Discover now