19

701 73 2
                                    

Dari Jongseong masih bayi, Jungwon selalu bersamanya. Berlagak seperti seorang papa yang akan bertanggung jawab untuk masa depan.

Sunghoon saja sempat melarang Jongseong memanggil Jungwon dengan sebutan 'papa', tapi Jongseong malah menangis.

"Papa papa, mami ja'at cama ongiie," Jongseong yang waktu itu masih berumur 4 tahun berjalan ke arah Jungwon sambil menangis.

Jungwon memeluk Jongseong lalu menggendongnya, Jungwon menatap Sunghoon seolah berbicara "tidak apa-apa."

Lagi-lagi Sunghoon mengalah. Jungwon pun tidak keberatan dipanggil papa oleh Jongseong.

"Papa senang mengetahuinya, siapa namanya?"

"Kak Heeseung, dia kakak kelas Seong."

"Oh, yang sempat menitipkan cokelat ke papa buat Seong-ie?"

"Ih, papa!"

Sunghoon menghampiri mereka yang sedang mengobrol.

"Lagi bicarain apa sih?"

"Seong-ie kita punya pacar."

Jongseong dengan cepat menggeleng, menatap ke arah Sunghoon panik.

"Tidak mami, papa bohong."

Sunghoon memicingkan matanya.

"Awas kamu ketahuan pacaran, mami bakal larang Seong keluar dari kamar selama seminggu."

Jongseong menggeleng, takut akan ancaman mami-nya.

"Kamu emang gak sibuk bisa berkunjung ke sini?"

"Aku butuh refreshing, jadi aku ke sini."

"Refreshing apa kalau kamu di sini?"

"Ngeliat wajah manis kakak."

Sunghoon hendak memukul Jungwon, tapi bocah itu langsung kabur. Ah bukan bocah lagi, umurnya sudah 27 tahun, tapi bagi Sunghoon adiknya itu selalu menjadi bocah.

Jongseong senang melihat mami-nya tertawa. Pernah Jongseong memergoki Sunghoon menatap kosong tanpa kehidupan, tidak lama mami-nya menangis. Waktu itu di rumah sakit jiwa, di malam hari saat Jongseong tak sengaja terbangun.

Jongseong tidak mau melihat mami-nya menangis lagi.

"Ampun, kak," Jungwon mengangkat kedua tangannya.

Sunghoon mendengus kesal.

"Wah kakak sudah masak? Aku rindu masakan kakak, pasti enak."

"Duduklah."

Lalu Sunghoon memanggil Jongseong untuk makan bersama. Sunghoon menyiapkan makanan untuk Jungwon dan Jongseong.

"Masakan kakak enak."

"Seong setuju sama papa."

Sunghoon tersenyum, "terima kasih."

Setelah makannya habis, Sunghoon membereskan piring yang kotor lalu mencucinya.

"Kakak kapan akan ke luar?"

Sunghoon selalu di dalam rumah, alasannya karena rumah yang Jungwon beli berada di kota yang sama dengan tempat tinggalnya dulu. Ia takut berpas-pasan dengan Jay, hatinya masih belum siap bertemu masa lalunya. Takut memori itu terulang kembali.

Bahan masakan habis, tinggal pesan online. Sunghoon dibelikan handphone baru oleh Jungwon, tapi kontaknya cuma Jungwon doang.

"Nanti kalau kakak sudah siap," ucap Sunghoon yang sedang berjalan ke arah ruang tamu menghampiri Jongseong dan Jungwon yang sedang bermain.

Perfume [jayhoon] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang