Prolog

39 3 0
                                    

Dunia terus mengulang tanpa henti

Ketika dunia ini hancur, dunia ini akan tercipta kembali

Mereka yang mati akan dilahirkan kembali

Dan begitu seterusnya

Sebuah dunia tanpa akhir

Sebuah paradoks yang tak berujung

Aku muak dengan semuanya

Aku terus mengulangi segalanya

Bahkan ketika aku mencoba sesuatu yang baru, aku selalu merasa déjà vu

Mengapa aku merasa déjà vu? Karena aku sudah mengalami semua itu dalam kehidupan yang sebelumnya

Itulah mengapa aku bersumpah, aku akan menghancurkan dan mengakhiri kisah ini

***

Di sebuah altar raksasa yang dikelilingi oleh bintang dan planet yang tak terhitung jumlahnya, ada dua pemuda yang saling berhadapan di atas altar. Yang pertama adalah seorang pemuda berambut hitam dengan mata biru safir, mengenakan kemeja biru dan jas hitam. Sementara itu, yang kedua adalah seorang pemuda berambut pirang dengan mata hijau zamrud, mengenakan kemeja putih dan jas hitam.

"Apakah kamu serius melakukan ini, Zen?" tanya pemuda berambut hitam.

"Tentu saja, aku serius," jawab pemuda berambut pirang.

"Mengapa kamu melakukan ini?"

"Untuk mengakhiri segalanya dan menyelamatkanmu, Vincent,"

"Mengapa kamu ingin mengakhiri ini?"

"Aku muak dengan semuanya. Itulah mengapa aku akan membunuh orang yang menciptakan dunia ini,"

Namun, Vincent tidak ingin membiarkan temannya melaksanakan rencana berbahaya ini.

"Hentikan itu!" seru Vincent.

Namun, Zen tetap teguh dan bertanya, "Mengapa aku harus berhenti?"

Vincent mencoba meyakinkan Zen untuk tidak melanjutkan rencananya, "Kau sudah cukup menderita, kau tidak perlu menyakiti dirimu sendiri lagi."

"Aku adalah orang luar, kau tidak perlu khawatir tentangku," kata Zen dengan nada dingin.

Namun, Vincent menjelaskan perasaannya, "Kau adalah temanku."

"Ini terasa sia-sia," ujar Zen.

Vincent mencoba menghentikannya dan berkata, "Ya, itu benar. Itulah mengapa kita harus menghentikan semuanya dan memulainya lagi."

Meski Vincent terus mencegah Zen agar tidak melakukan hal gila itu, Zen tetap keras kepala dan menegaskan, "Tidak berguna, sama sekali tidak berguna!"

"Mengapa?"

"Katakan padaku, berapa kali kau mengulangi semua ini, Vincent?"

"Itu semua tidak penting! Aku hanya ingin menyelamatkanmu."

"Percakapan ini tidak akan pernah berakhir. Jika kau masih ingin menghentikanku, aku akan membunuhmu, demi kebaikanmu sendiri."

"Aku akan menghentikanmu, demi kebaikanmu sendiri."

"Langit luas yang tak berujung, lautan dengan kedalaman yang tak terhingga, dunia tanpa akhir, paradoks yang tak terbatas, engkau adalah arcana dunia, aku memiliki sebuah keinginan, Kabulkanlah satu-satunya keinginanku, keinginanku adalah, End of The World... Horologium <Supremasi Waktu>!" Zen memanifestasikan Lex Dei-nya.

Sebuah jam astronomi raksasa dan roda gigi yang tak terhitung jumlahnya muncul di belakang Zen.

"Pahlawan putih yang agung, pedang suci yang diberkati oleh para roh dan para dewa, yang menghilangkan segala kegelapan di dunia ini, ketika sang pahlawan bangkit dari kegelapan, dia akan membuat dunia menjadi damai, aku adalah sang penyelamat, Savior of The World... Al Gu Armis <Keadilan Mutlak>!" Vincent memanifestasikan Lex Dei-nya.

World Of ArcanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang