2. Benci Perhatian

66 7 0
                                    

"Membedakan iba dengan tulus? Coba ajari aku caranya jika memang keduanya tidak sama."

Altair

—————

Pelajaran telah dimulai. Alta tidak perlu repot berdiri di depan untuk memperkenalkan diri pada seisi kelas karena mereka sudah tahu lewat bu Garneta yang dengan baik hati memperkenalkannya pada semua penghuni 11 Social C.

Kini Alta duduk tegak di kursinya untuk fokus mendengarkan Garneta menjelaskan materi Sejarah Indonesia mengenai kerajaan Hindu-Budha di nusantara.

Di sampingnya, ada Bintang yang justru bukannya mendengarkan materi dan melihat buku paket, dia malah memerhatikan Alta dari samping sesekali bergantian menatap ponsel laki-laki itu yang diletakkan di atas meja dan dibiarkan menyala lama.

Ingin bertanya, tapi Bintang sadar hal itu takut membuat Alta terganggu, meski dari tadi ia ingin sekali menanyakan perilaku unik Alta yang merekam lewat Voice Recorder suasana di dalam kelas yang didominasi oleh suara bu Garneta menerangkan materi.

"Ekhem, bu Garneta di depan, kenapa lo merhatiinnya ke samping?" Alta menyadari jika Bintang sedari tadi menatap ke arahnya. Salah satu hal yang bisa Alta lakukan meski kadang ia bingung kenapa instingnya itu kuat.

Bintang sangat terkejut sampai berdiri dari duduknya. "Alta! Kamu dukun?!"

Suaranya yang nyaring membuat seisi kelas seketika hening begitu juga bu Garneta. Detik selanjutnya semua siswa tertawa melihat tingkah Bintang hari ini. Sementara Alta mengatupkan bibirnya, sudah pasti suara berisik barusan akan ikut terekam di Voice Recorder ponselnya.

Bu Garneta tidak ikut tertawa. Ia malah geleng-geleng kepala. "Bintang? Sumber sejarah apa yang ditinggalkan oleh kerajaan Tarumanegara?" Pertanyaan itu untuk mengalihkan kembali perhatian penghuni kelas.

Masih dengan posisi berdiri, Bintang menoleh ke arah bu Garneta. Sejenak ia pura-pura berpikir dan mengingat, meski nihil karena memang sedari tadi ia tak mendengarkan gurunya itu menerangkan.

"Salah satu peninggalan yang terkenal dari kerajaan Tarumanegara adalah prasasti Ciaruteun berhuruf Pallawa dan berbahasa Sansekerta."

Semua mata langsung tertuju pada yang menjawab, termasuk Bintang. Karena bukan dia yang memberi jawaban itu, melainkan Alta.

"Berisi tentang apa prasasti itu?"

Dengan enteng Alta menjawab, "Isinya mengenai kisah raja Tarumanegara yang ke tiga, yaitu raja Purnawarman."

Mendengar jawaban benar Alta, bu Garneta semakin gemas ingin terus bertanya. "Lalu, pada tahun berapa kerajaan Tarumanegara didirikan?"

"Didirikan tahun 358-382 Masehi, berlokasi di tepi sungai Citarum, Jawa Barat oleh bangsawan asal Salankayana, India, yang bernama Maharesi Jayasingawarman."

Alta tak tahu apa yang terjadi saat ini di kelas, ia hanya mengangkat kedua alisnya karena bingung kenapa tak ada satupun yang bersuara.

Salah, tah?

-•-

"Alta ... Mau ke kantin, nggak?" Bintang menyentuh pundak Alta dengan telunjuknya.

Podcast yang sedang Alta dengarkan melalui earphone ia pause sebentar tanpa menoleh ke samping. "Nggak."

Jawaban yang begitu singkat. Tapi, Bintang masih enggan meninggalkan Alta sendirian di kelas. Entah kenapa.

"Kalo gitu, mau nitip sesuatu?"

Terdengar dengusan kecil. "Nggak usah. Gue nggak laper. Mending lo cepet kalo mau ke kantin, nggak usah peduliin gue."

Light In My Heart | HEESEUNGWhere stories live. Discover now