Part 26

6.1K 554 148
                                    

"Kan kita udah pake pengaman"

* * * *

"Gue kasian deh sama lo"

Amanda yang baru saja keluar dari bilik toilet, seketika memberhentikan langkahnya setelah mendengar seseorang berucap dibelakangnya. Ia berbalik. Mendapati Jeane yang tengah bersandar didekat pintu sambil bersedekap tangan di dadanya. Amanda menyerngit, kemudian berjalan satu langkah untuk lebih dekat dari Jeane.

"Maksud lo?" kini Amanda juga ikut menyilangkan tangan di dadanya dengan tatapan sorot penuh intimidasi. Satu sisi ia tidak menyukai sifat Jeane. Tapi disisi lain ia juga perlu tahu maksud dari ucapannya itu.

Jeane tersenyum remeh. Kemudian berdiri dari sandarannya untuk mendekat kearah Amanda.

"Hidup lo miris ya. Temen yang selama ini lo panggil sahabat itu ternyata udah tega ngekhianati lo. Gue pikir pertemanan kalian damai-damai aja. Ehh taunya.. Ada musuh dibalik selimut" kata Jeane yang saat ini sudah berdiri dihadapan Amanda dengan senyum liciknya. Sementara Amanda, ia begitu tajam menatap Jeane sembari mencerna setiap kata-katanya.

"Siapa temen gue yang lo maksud?!! Temen gue gak pernah sekalipun punya pikiran buat ngekhianati sahabatnya sendiri!! Mereka bukan lo!! Dan mereka gak punya pikiran licik kaya lo!!" Amanda sedikit mendorong bahu Jeane menggunakan jari telunjuknya. Namun Jeane malah semakin tergelak seolah menertawakan kebodohan Amanda. Ia pikir Amanda adalah orang yang jenius karna berhasil masuk dikelas 'A' daripada dirinya. Tapi nyatanya ia begitu bodoh dalam hubungan percintaan. Benar-benar miris.

"Lo jangan bodoh, Manda. Harusnya lo nyadar. Apa selama ini lo gak curiga sama temen lo yang namanya Greesel itu?" Jeane mengangkat kedua alisnya seakan menunggu reaksi Amanda. Dan benar saja, sudah tampak raut keraguan di wajahnya itu. Entah kenapa rasa kepercayaan pada temannya itu dirasa hilang seketika. Bahkan Jeane saat ini sedang tertawa puas dalam hatinya, tampaknya ia sudah mampu meyakinkan Amanda untuk membenci makhluk sialan itu.

Dengan tak sabar Amanda mencengkram kuat kerah seragam Jeane dengan penuh emosi. Ia sudah malas menunggu ucapan Jeane yang terus bertele-tele.

"Bilang sama gue! Apa yang udah lo liat, sampe-sampe lo bisa ngatain kalo sahabat gue itu pengkhianat?!!!" ucap Amanda penuh penekanan.

Jeane sedikit memejamkan matanya merasa ketakutan, tapi ia berusaha tetap tenang agar bisa lebih meyakinkan Amanda. Misinya harus tetap berjalan, walau Amanda terlihat begitu menakutkan saat ini. Ia harus melakukan apapun demi membalas sakit hatinya terhadap Greesel yang sudah seenaknya mencium bibir Cynthia di hadapannya. Bahkan kalau diingat-ingat itu terlihat lebih menjijikkan daripada sampah.

Jeane kembali tersenyum remeh.

"Kenapa? Apa lo udah mulai emosi? Sayang banget yaa lo gak bisa liat apa yang udah gue liat waktu itu" Jeane melepaskan tangan Amanda dari cengkeramannya dengan kasar.

"Harusnya lo pikir. Mana ada sih, orang yang ngobrol berdua sambil sandar-sandaran kepala ditempat sepi, padahal dia sendiri juga tau kalo itu adalah pacar sahabatnya" Jeane lebih mendekat kearah wajah Amanda yang kini menatapnya penuh emosi.

"Indira pacar lo kan? Kalo gue jadi lo, mungkin gue udah hajar Greesel habis-habisan. Masa tega ngerebut pacar sahabatnya sendiri. Sedangkan lo udah susah payah buat ngedapetin hatinya Indira"

Wajah Amanda memerah, tangannya mengepal kuat serta rahangnya yang mengeras. Kemudian dengan kencang ia mendorong bahu Jeane untuk pergi dari toilet itu segera. Tampaknya ia sudah mulai kemakan kata-kata iblis yang keluar dari mulut Jeane.

Gaboleh, Ini Punyaku!! (GreCyn)Where stories live. Discover now