39

343 38 5
                                    

SAWADIKHAAAAA PHI / NONG SEMUA NYA!!

Udah sampai mana iniii? Aku dari Bandung, kmha damang?

YOONTON UPDATE!!!

SELAMAT DATANG DAN SILAHKAN PERGI !!!

Gak bercanda!!! Lanjutttt aja lanjutttt

Note: maaf kalau ada typo 💃🙏

~HAPPY READING~

Komen biar aku semangat!

_____

Dalam langkah panjang nya Mew menyusuri setiap tanah yang ia pijak. Matanya melihat nama di setiap pusaran, dengan hati yang berdegup kencang dia tetap memberanikan diri untuk tetap mencari. Hingga sebuah pusaran dengan nisan nama yang ia cari sudah di temukan.

Mew berjongkok. Bunga yang semula berada di tangan Mew kini sudah berpindah pada sebuah gundukan tanah. Bunga mawar putih kesukaan pria itu.

Tangan nya ia gunakan untuk mencabut rumput yang ada di gundukan tanah. Rumput nya tidak banyak hanya satu dua, tidak heran karena Mew yakin pusaran ini di rawat dengan baik. Mereka tidak mungkin lalai begitu saja, meski sudah terpecah belah tapi jiwa pertemanan masih melekat.

Tangan nya di genggam, merapalkan setiap doa pada Tuhan nya, memberikan permintaan agar manusia yang sudah menyatu di bumi ini di beri ketenangan.

Mata nya terpejam kini terbuka kembali, matanya memanas akan memunculkan lelehan air yang kapan saja bisa turun. Tangan nya ia simpan di nisan dengan nama yang sempat ia benci.

"Max, maaf." Hanya kata itu yang keluar dari bibir nya.

Semua kata yang sudah di siapkan seakan lenyap. Bertahun lama nya, hanya kata itu yang keluar.

"Gue- gue gak bisa Max, gue udah nyakitin semua nya."

Mew tidak tau harus melakukan apa. Dia yang egois atau mungkin semua orang yang tidak mengerti.

"Max gue udah hancurin mimpi lo."

"Kalau gue nanti punya anak pasti gue buat dia bahagia, gak bakal gue jadiin dia samsak hidup, kalau gue punya anak 5 gue bakal adil, pokok nya anak-anak gue gak boleh ngerasain apa yang gue rasain!"

"Hahhaha siap, gue bantu deh."

"Bukan cuman Mew yang bantu, nanti gue bantu buat jaga anak lo juga biar pas lo khilaf kita ada buat lindungin dia."

Mew mengusap air mata nya yang sudah meluncur. Dia mengingat percakapan singkat dengan teman nya. Sebuah janji yang di dasari candaan. Nyatanya, janji hanya kalimat penenang karena yang terjadi saat ini jauh dari janji yang di ucapkan.

"Andai bukan lo, andai bukan mereka andai bukan kalian semua gak bakal serumit ini. Maaf, anak kita, anak kita gue sakitin."

Mew terlalu larut dengan dendam nya, terlalu larut dalam sedih nya, terlalu larut dengan sakit hati nya hingga membuat satu nyawa melayang. Dia membiarkan semua nya terjadi, membiarkan kesalahan pahaman ini terjadi terus menerus, menghancurkan apa yang seharus nya tidak hancur. Membiarkan seorang anak menanggung semua nya.

"Mew."

______

Sebuah cafe dengan desain kekinian menjadi tempat untuk singgah dua pria yang sudah lama tidk bertegur sapa. Kedua nya diam dengan mata yang sama-sama fokus menjelajahi setiap dinding di cafe ini.

Tidak ada yang mau memulai percakapan, tidak ada yang mau membuka suara hingga hanya ada keheningan di kedua nya.

Kopi di depan nya sudah tak menguapkan asap menandakan sudah berapa lama mereka disini tanpa percakapan.

Luka Yang berbedaOnde histórias criam vida. Descubra agora