28

386 40 4
                                    

SAWADIKHAAAAA PHI / NONG SEMUA NYA!!

Udah sampai mana iniii? Aku dari Bandung, kmha damang?

YOONTON UPDATE!!!

SELAMAT DATANG DAN SILAHKAN PERGI !!!

Gak bercanda!!! Lanjutttt aja lanjutttt

Note: maaf kalau ada typo 💃🙏

~HAPPY READING~

___

Hujan begitu deras diiringi dengan petir dan angin. Malam ini semua orang memutuskan untuk berada di rumah sebab ramalan cuaca telah di prediksi beberapa hari lalu bahwa akan ada hujan badai serta petir malam ini, namun itu tidak berlaku untuk seorang pria cantik yang memakai Hoodie kebesaran yang terlihat lucu di tubuh nya. Dia berjalan tidak tentu arah bahkan menghiraukan rintikan hujan yang membasahi tubuh nya.

Dia terduduk di jalan aspal dengan kepala menunduk, suara isakan terdengar lirih namun karena hujan air mata tidak terlihat.

Dia menangis sesegukan, memukul dada nya yang begitu sesak. "Aku kotor hiks."

Kata kotor dan maaf terus terucap, dia bahkan sempat menatap jiji Hoodie yang terpasang di tubuh nya ini dengan cepat pria itu melepas kan Hoodie nya dan melempar kan kesembarang arah, dia tidak peduli tubuh nya yang hanya terbalut kaos tipis yang penting dia tidak melihat lagi barang yang membuat nya terus teringat hak menjijikan itu.
____

"Nih." Gulf memberikan segelas susu rasa coklat pada Win. Ayah tiga anak itu duduk di sisi Win yang sedang melihat adik dan kakak sepupu nya bermain bola.

Gulf tersenyum mengusap paha Win dengan lembut. "Kalau Abang udah sembuh pasti bisa main sama mereka." Ucap Gulf.

Sebagai seorang ayah dia ikut merasakan apa yang Win rasakan saat ini, iri. Win iri melihat mereka yang bebas beraktifitas tanpa takut sakit. Dia melihat wajah Win yang tersenyum namun aura yang murung, hati nya sakit, apa ini karma? Tapi kenapa harus Win yang merasakan? Gulf mengalihkan atensi nya ke sembarang arah, dia tidak sanggup melihat ekspresi Win saat ini.

Tapi kenyataannya bukan itu yang Win pikirkan.

"Emang Win bakal sembuh?" Tanya Win mengingat kembali penjelasan dokter tentang penyakit nya saat ini.

Win tersenyum miris ketika melihat Gulf yang terdiam. "Bahkan Papah aja gak bisa jawab. Hufff, Win udah pasrah lah, Win udah berdamai dengan semua nya cuman satu yang Win mau," Win kembali menoleh ke arah Gulf begitupun Gulf. "Abang Nerima Win lagi." Lirih nya.

Keinginan nya sederhana, hanya ingin memiliki keluarga yang kembali utuh. Mempunyai keluarga yang harmonis tanpa ada nya drama dan kekerasan, mempunyai Abang dan adik yang selalu kompak, itu yang Win mau. Jikalau dia pergi nanti, dia sudah tenang.

Gulf membawa Win kedalam pelukan nya, dia terisak dengan tangan yang mengusap punggung anak nya dengan lembut. Gulf terus meyakinkan Win bahwa semua nya akan baik-baik saja dan suatu saat nanti Ton akan kembali seperti dulu.

Di lapangan mansion ada Pawat yang terdiam melihat interaksi Gulf dan Win, Pawat tidak tau apa yang mereka bicarakan namun melihat ke pedulian Gulf dan cara Papah nya mendengar kan Win membuat nya tersenyum miris. Dia iri dengan Win.

Pawat menunduk dalam dia tidak mau melihat interaksi kedua nya lagi. Pawat iri dan Pawat mengakui itu semua.

"Heh." Gabriel yang melihat adik sepupu nya menunduk segera menghampiri anak itu dan merangkul nya. Gabriel bisa lihat mata Pawat yang memerah, entah apa yang terjadi tapi dia tau Pawat sedang tidak dalam mood baik.

Luka Yang berbedaWhere stories live. Discover now