7

465 44 6
                                    

SAWADIKHAAAAA PHI / NONG SEMUA NYA!

YOONTON UPDATE!!!

SELAMAT DATANG DAN SILAHKAN PERGI !!!

Gak bercanda!!! Lanjutttt aja lanjutttt

Note: maaf kalau ada typo 💃🙏

~HAPPY READING~

___________

Dia menatap lurus ke depan, melihat gedung pencakar langit yang membuat nya mendengus. Jika bukan perintah mungkin dia memilih untuk merebahkan dirinya di kasur empuk yang baru-baru ini ia tempati.

Pria dengan jas hitam serta aerphone yang terpasang apik di telinga nya menghampiri remaja yang sedang terdiam dengan ekspresi datar nya.

Pria itu menunduk. "Silahkan masuk, tuan besar sudah menunggu di ruangan nya." Dia mempersilahkan remaja laki-laki itu untuk masuk kedalam.

Kedua lelaki berbeda usia itu masuk kedalam gedung, dengan menampilkan ekspresi datar tanpa minat yang membuat mereka menjadi pusat perhatian karyawan di kantor ini tapi mereka tidak peduli dan terus melangkah kaki nya hingga kaki kedua nya berhenti di sebuah lift khusus.

"Info baru?" Remaja itu mengangguk.

"Dia tidak mau melakukan nya sendiri padahal sudah di depan mata."

"Sulit." Pria itu mengangguk membenarkan ucapan remaja yang memandang lurus ke depan, walau hanya satu kata namun dia paham.

Lift sudah berhenti di lantai 5, mereka berdua keluar beriringan tanpa ada nya jarak depan belakang seperti tamu pada umum nya.

"Bagaimana?" Pertanyaan yang pertama ia dapat kan dari pria yang duduk di kursi kebesaran nya.

"Masih sama tidak berubah." Jawab nya sebari duduk di sofa yang di sediakan bersamaan dengan pria berjas tadi.

"Apa rencana mu?" Pertanyaan itu keluar dari bibir pria yang tadi menjemput nya di bawah.

"Tidak ada."

Dia menghembuskan nafasnya lelah, mengahadapi dua orang yang memiliki sifat hampir sama membuat nya harus ekstra sabar.

Pria itu menatap bos nya dengan tanya, jika tidak ada gerakan apakah akan ada paksaan selanjutnya?

"Tidak ada paksaan dia akan mengenal ku sebagai ayah yang baik." Seolah tau isi pikiran asisten pribadinya nya dia menjawab dengan smirk nya.

Remaja itu mendengus. "Kenapa tidak mencoba mendekati? Kau bisa saja di sebut om baik hati."

"Cih, drama itu terlalu klasik." Decih nya

"Bukan nya kau yang ingin di sebut ayah yang baik untuk putramu?" Sinis nya

"Tulus bukan drama!" Tekan nya membuat pemuda itu terkekeh.

Dia tau, rasa sayang pria di depan nya sangat besar bahkan dia rela mengeluarkan uang yang begitu banyak hanya untuk menjaga anak nya walau itu sia-sia karena pada akhirnya orang terdekat anak nya lah yang selalu membuat dia tersiksa.

"Tidak usah di ambil sekalian biarkan dia hidup dengan keluarganya. Bukan kah itu bagus?" Sahut pria yang sedari tadi diam.

"GILA!!" Pekik kedua nya menatap asisten itu dengan tatapan tajam dan datar.

"Bergerak terlalu lama." Dia berdecih lalu memilih keluar dari ruangan yang membuat nya muak.

Begitulah jadi nya jika seorang sahabat yang dekat seperti keluarga menjadi asisten pribadi sahabat nya. Walau tidak sopan tapi tidak membuat bos yang ternyata sahabat nya sendiri itu marah, ini hal biasa ketika dia bergerak terlalu lama.

Luka Yang berbedaWhere stories live. Discover now