25

362 43 8
                                    

SAWADIKHAAAAA PHI / NONG SEMUA NYA!

Udah sampai mana iniii? Aku dari Bandung, kmha damang?

YOONTON UPDATE!!!

SELAMAT DATANG DAN SILAHKAN PERGI !!!

Gak bercanda!!! Lanjutttt aja lanjutttt

Note: maaf kalau ada typo 💃🙏

~HAPPY READING~

_____

"rencana Lo apa?" Kembali pada topik awal, dimana rencana yang sudah di susun sedemikian rupa harus hancur karena kecerobohan dalam berpikir mereka.

Rencana itu sudah tidak bisa di gunakan, mental dan batin menjadi alasan kuat untuk mereka berpindah haluan dengan cara mengganti rencana awal.

Dentuman musik terdengar keras, musik DJ yang memang sengaja di putar untuk menambah kesan di club' ini. Semua orang berjoget ria, melinggak linggukan pinggul mereka seirama dengan musik yang di putar.

Pria di hadapannya menghembuskan nafas nya lelah, dia memijat pangkal hidung nya dengan pelan. "Pikiran gue buntu." Katanya.

"Zee!"

"Apa?!"

Keduanya saling menatap tajam.

"Tay, gue buntu! Semua keliatan abu-abu di otak gue. Lo tau bukan cuman gue yang mau anak itu, tapi orang lain juga."

"Maksud Lo?"

"Malam itu bukan cuman gue tapi ada satu orang yang nikmatin juga, tapi dia kabur setelah kita kembali dan gue rasa dia juga mau anak itu."

Kedua nya tampak diam, bahkan dentuman musik di club' ini tidak membuat mereka terganggu, pikiran nya hanya tertuju pada satu orang.

"Off!" Seru kedua nya secara bersamaan.

"Kenapa Lo mikir off?" Tanya Zee.

"Lo inget saat SMA dulu? Off adalah orang yang kalau dia mau sesuatu harus terwujud sama kaya lo." Sinis Tay mengingat kembali betapa keras kepala nya Zee saat itu.

Hembusan nafas kasar kembali terdengar, Zee sama sekali tidak menyangka akan serumit ini. Dia mengira semua akan mudah, mengambil, menjelaskan lalu selesai.

Tay melihat sahabat nya yang terlihat frustasi hanya diam. Keheningan menyapa mereka, tidak ada lagi perdebatan kedua nya hanya ada dentuman musik yang saling bersahutan di tambah dengan ricuh nya orang-orang disini.

Tay selalu dihantui rasa bersalah. Dia hanya ingin masalah ini cepat selesai agar dia bisa menebus rasa bersalah nya pada anak itu.

"Hufff, Lo tenang aja gue bakal bantu Lo buat dapetin dia tapi Lo harus janji buat gak bakal Sakitin dia." Sejak awal Tay selalu ada di samping Zee bersama dengan satu sahabat nya lagi.

"Makasih Lo udah bantu gue, maaf kalau selama ini gue ngerepotin." Zee menunduk merasa malu dengan Tay.

Tay menunduk. "Gue bantu lu bukan cuman karena Lo sahabat gue tapi juga karena gue ikut ngerasa bersalah karena secara tidak langsung gue buat dia ada di dunia ini." Lirih Tay.

Andai saja waktu bisa di putar mungkin dia akan mencegah bukan membantu.

"Sory."

"Hufff, nasi udah jadi bubur menyesal pun percuma yang harus kita lakuin itu menebus semua nya."

Zee mengangguk dia kembali meminum vodca yang ia pesan tadi begitupun dengan Tay. Kedua nya tersenyum lalu bersulang.

______

Luka Yang berbedaWhere stories live. Discover now