27

367 40 3
                                    

SAWADIKHAAAAA PHI / NONG SEMUA NYA!

Udah sampai mana iniii? Aku dari Bandung, kmha damang?

YOONTON UPDATE!!!

SELAMAT DATANG DAN SILAHKAN PERGI !!!

Gak bercanda!!! Lanjutttt aja lanjutttt

Note: maaf kalau ada typo 💃🙏

~HAPPY READING~

______

Uang bukan segalanya tapi segala nya butuh uang. Uang dan kuasa adalah dua hal yang paling utama, kita punya uang kita di hargai kita punya kuasa kita di layani sedangkan yang tidak punya keduanya? Hanya bisa diam tidak bisa melakukan apapun. Seperti bi Nana, wanita paruh baya yang sudah hampir 36 tahun mengabdi pada keluarga Gilbert, tugas nya sebagai pengasuh Mew saat kecil namun karena Mew yang besar dan sudah menikah jadilah bi Nana di bawa ke kediaman Algilbert.

Karena mendapat kan kepercayaan dari lebih akhir nya bi Nana di tugas kan menjadi kepala maid di kediaman Algilbert, tapi karena ada pertikaian saat itu beliau di tambah tugaskan juga untuk mengasuh Ton. Anak kecil yang baru menginjak 9 tahun, dengan sepenuh hati bi Nana menjaga dan merawat Ton meski banyak yang bilang jika anak itu adalah anak pembawa sial, anak yang harus di usir dan banyak lagi tapi bi Nana tidak perduli dia tetap merawat anak itu dengan penuh kasih sayang hingga saat ini.

Bohong jika dia tidak tau permasalahan keluarga ini, kenapa Ton seperti di asing kan dan kenapa mereka berubah, bi Nana tau semua nya namun karena dia hanya seorang pembantu dia memilih diam.

Tangan yang sudah keriput itu mengelus puncak kepala Ton. Dia tersenyum melihat Ton yang sudah beranjak dewasa. "Maaf Den, andai bibi punya kuasa mungkin bibi akan bilang mereka kalau Aden gak salah, Aden cuman korban dari mereka."

Bi Nana melihat Ton yang tertidur pulas, mata yang indah itu tertutup, wajah nya terlihat polos menggemaskan. Dia menangis dalam diam, selalu seperti ini jika melihat Ton yang tertidur hati nya selalu merasa bersalah dan takut.

"Aden harus jadi anak kuat ya, bibi takut gak bisa liat Aden sampai dewasa nanti. Bibi harap Aden bahagia." Lirih nya.

Entah bagaimana jadi nya jika suatu saat nanti dia pergi. Bagaimana jika Ton sendirian? Siapa yang akan menolong anak itu nanti? Siapa yang akan mengantar kan makanan jika dia kembali seperti ini? Banyak ketakutan dalam diri bi Nana, tentang bagaimana Ton jika dia pergi nanti?

Umur nya semakin tua, besar kemungkinan Mew akan memberhentikan nya.

_____

Sore ini Ton memutuskan untuk ikut pergi bersama Yoon. Dia akan pergi ke taman kota untuk olahraga sore dan bermain.

"Gila keren banget gue." Puji nya pada diri sendiri.

Ton melihat dirinya di cermin, celana training dengan switer putih dan sepatu putih tidak lupa topi putih yang baru ia beli seminggu yang lalu. Ton tersenyum puas, tidak sia-sia dia mengeluarkan semua isi lemari nya hanya untuk mendapatkan baju yang pas.

"Anjir." Kaget Ton saat melihat kasur yang berantakan oleh baju, dia juga melihat ke sekeliling yang sama berantakan.

"Padahal cuman ngambil dua baju aja ngapa jadi berantakan gini sih, kalau gini mah makin ngaret gue." Omel Ton mengambil satu persatu baju yang ada di bawah lalu dilemparkan ke kasur.

"Nanti aja lah masukin nya gue mau pergi." Katanya menyambar dompet dan kunci motor di atas meja belajar.

Ton bersenandung sebari menuruni satu persatu anak tangga. Di anak tangga yang terkahir langkah nya terhenti bersamaan dengan Pawat yang juga berhenti, mereka saling tatap seolah berbicara lewat sorot mata. Ton ingin tersenyum sekedar menyapa namun Pawat menatap nya sinis dan buru-buru naik keatas.

Luka Yang berbedaWhere stories live. Discover now