35

443 41 8
                                    

SAWADIKHAAAAA PHI / NONG SEMUA NYA!!

Udah sampai mana iniii? Aku dari Bandung, kmha damang?

YOONTON UPDATE!!!

SELAMAT DATANG DAN SILAHKAN PERGI !!!

Gak bercanda!!! Lanjutttt aja lanjutttt

Note: maaf kalau ada typo 💃🙏

~HAPPY READING~

____

Kabar Win yang pingsan sudah menyebar ke seantero sekolah. Mereka menyalahkan Ton atas apa yang terjadi pada remaja malang itu. Mereka beranggapan bahwa kebencian Ton pada Win membuat nya gelap mata dan mencelakai Win.

Banyak yang mencemooh nya, melontarkan kata-kata yang tidak pantas membuat Ton terdiam. Meski sudah terbiasa dengan hal seperti ini, tapi tetap saja dia hanya manusia biasa yang bisa mendengar dan juga merasakan sakit hati. Apa lagi saat mendengar satu kalimat yang menusuk hati nya, sungguh Ton ingin menyangkal semua nya, dia ingin bersuara namun urung saat kembali berpikir bahwa semua itu percuma.

Mereka sudah tidak suka padanya, mau Ton menjelaskan sampai jungkir balik pun tidak akan membuat dirinya benar di mata mereka. Karena pada dasar jika seseorang sudah membenci mau kita benar pun akan tetap salah di mata orang yang membenci kita.

Maka dari itu Ton hanya berjalan dengan santai seolah ucapan mereka hanya angin lewat.

Banyak yang mengucapkan dia tidak tau malu, tuli dan sebagai nya, tapi Ton tidak peduli dia tetap berjalan hingga langkah nya terhenti saat seseorang melempar nya dengan telur.

Ton membalikan tubuh nya. Dia melihat Talay yang tengah tersenyum kemenangan bersama tiga sahabat nya yang memegang telur di masing-masing tangan.

"Orang kaya lo gak pantes buat ada disini," Ujar Talay kembali melempar telur yang untung nya bisa di hindari oleh Ton

Talay menggeram marah dia kembali mengambil telur yang ada di tangan teman nya kalau melemparkan pada Ton, tidak sampai disitu Talay juga menyuruh teman-teman nya untuk melemparkan Ton dengan telor secara bertubi-tubi.

"AYO LAKUKAN HAL YANG SAMA! BUKAN NYA KALIAN JUGA BENCI DIA?!" Kompor Talay.

"Bener nih mumpung ada kesempatan," Ujar salah satu siswi yang berlari mengambil batu kerikil lalu melemparkan nya pada Ton.

Semua mengikuti apa yang di katakan Talay, mereka melemparkan Ton dengan berbagai benda. Ada yang menggunakan botol, sampah, kertas, batu dan juga air.

Tubuh Ton sudah tidak bisa di katakan baik-baik saja. Baju nya sudah bau anyir karena telur, rambut nya sudah basah akibat air yang di siram kan mereka, tangan dan kepala nya juga sakit karena terlempar botol dan kerikil.

"Cukup!" Teriak Ton.

Jangan salahkan dia jika dia melakukan hal di luar kendali, salahkan mereka yang membangkitkan sisi lain dari Ton. Dia sudah mencoba sabar dan tidak mendengar kan karena merasa percuma namun jika seperti ini jadi nya Ton kembali menarik perkataan nya yang merasa percuma meladeni mereka. Orang-orang seperti mereka memang pantas di balas dengan ucapan dan tindakan yang lebih setimpal.

"Kalian semua sampah, bego, dan tolol!" Hina Ton tanpa takut.

"Maksud lo apa ngatain kita kaya gitu hah? Banyak nyawa lo?!" Tanya salah satu siswa yang berada di kerumunan itu.

Ton mendongak, dia segera bangkit meski kaki nya lemas dan kepala nya pusing. Dia harus terlihat kuat agar mereka tidak meremehkan nya.

"Iya. Kalian semua itu sampah!"

Luka Yang berbedaUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum