15

416 38 12
                                    

SAWADIKHAAAAA PHI / NONG SEMUA NYA!

YOONTON UPDATE!!!

SELAMAT DATANG DAN SILAHKAN PERGI !!!

Gak bercanda!!! Lanjutttt aja lanjutttt

Note: maaf kalau ada typo 💃🙏

~HAPPY READING~

_

______

Malam ini terasa panjang dengan langit yang di hiasi ribuan bintang, sangat indah tapi tidak bagi Ton yang baru saja bangun dari pingsan nya. Tubuh nya sakit semua, punggung nya juga perih mungkin efek dari luka cambukan.

Ton melihat sekitar, masih di ruangan yang sama itu artinya Mew meninggalkan nya tanpa mengobati atau membantu Ton ke kamar nya jangan kan membantu meminta maid untuk membawanya ke kamar saja tidak.

Dia tersenyum miris, mana mungkin Mew mau repot-repot mengurus hidup nya ini. Paling mentok saat Mew mau mengurus hidup nya juga karena Win yang terluka atau mungkin karena Win yang masuk rumah sakit, itu sudah jelas. Dari dulu Ton selalu menjadi samsak hidup untuk Mew, cambukan adalah teman nya, tamparan adalah sebuah kasih sayang yang di berikan Mew dan juga sayatan adalah rasa bahagia Mew untuk nya.

Ton, apakah tuhan menciptakan hatimu saat dia tersenyum?

Sekuat apapun anak pasti ada titik lelah nya, tapi kapan titik itu akan di temui oleh Ton?

Ton bangkit perlahan dengan bantuan tembok di samping nya. Dia berjalan dengan pelan, tangan nya di tempel kan di tembok untuk menjadi penahan tubuh nya. Tenaga nya sudah terkuras habis karena hukuman yang di berikan Mew tapi dia tidak bisa untuk diam saja di ruangan pengap itu, dia harus mengobati luka-luka yang ada di tubuhnya karena berdiam dan mengharap kan orang rumah juga percuma.

"Astaga Aden!" Teriakan Bi Nana membuat Ton menghentikan jalan nya, dia menoleh dengan perlahan.

"Aden kenapa? Astaga ini kenapa? Para maid bilang Aden ada nginep di rumah temen ko jadi gini?!" Bi Nana membantu Ton untuk berjalan, kepala maid itu bahkan sampai menangis melihat kondisi anak majikan nya.

Jika dia tau bahwa anak ini berada di rumah dan di siksa oleh ayah nya mungkin dengan segera dia membantu Ton untuk keluar tapi sial saat kejadian bi Nana tidak ada di mansion dia di suruh Gulf untuk mengantarkan baju ke rumah sakit dan saat pulang dia bertanya kepada maid lain apakah Ton sudah pulang tapi mereka bilang bahwa Ton menginap di rumah teman nya.

Bi Nana jelas senang mendengar kata teman karena selama ini dia tidak pernah mendengar Ton mempunyai teman.

Tapi apa ini? Bukan senyuman yang dia dapat dari Ton malah luka terlihat sudah mengering dengan kondisi nya yang lemah.

Bi Nana menangis sesegukan sebari mengobati luka-luka di punggung Ton, dia sudah menahan agar tidak terisak tapi tidak bisa. Hati nya sakit melihat anak yang selama ini di rawat oleh nya kini malah terluka oleh orang yang notabene nya adalah ayah kandung nya sendiri.

"Ibu jangan nangis Ton gapapa." Suara Ton yang lemah membuat Bi Nana semakin terisak.

"Aden kerumah sakit ya ini luka nya banyak hiks."

Ton menggeleng. "Jangan, nanti ayah marah." Dia lelah, dia hanya ingin beristirahat untuk beberapa hari tanpa adanya bayangan hukuman dari Mew.

"Ta-"

"Ibu tadi papah nampar Ton." Adu Ton.

Suara yang tadi melemah menjadi serak, bi Nana yakin anak itu akan menangis. Dia tau sisi lemah Ton dia tau bagaimana anak ini melawan rasa trauma nya sendiri tanpa adanya bantuan.

Luka Yang berbedaOù les histoires vivent. Découvrez maintenant