Epilog : Kematian Dan Kehidupan

1K 75 5
                                    

Kini, Draco lah yang mendengar suara air berasal dari kamar mandi. Hermione benar-benar mandi di kamar mandi kamar Draco. Bahkan tidak sungkan membuka lemari dan mengambil pakaian milik Draco seenaknya.

Draco tentu saja tidak marah. Dia hanya bingung.

Apa Hermione sungguh sudah kehilangan kewarasannya?

Suara air yang berhenti turut menghentikan pemikiran abstrak Draco. Dia menoleh, dan kembali dibuat terpana oleh sosok yang baru saja keluar dari kamar mandi menggunakan kemeja hitam yang tampak kebesaran ditubuhnya. Rambut coklat megarnya basah dan terlihat tidak mengembang seperti sebelumnya, kulit kusam dan kotornya sudah benar-benar bersih. Hermione berjalan mendekati Draco sembari mengeringkan rambut basahnya dengan handuk.

"Menyegarkan," gumam Hermione sembari membuang napas legah.

"Tidak mandi selama lima tahun, berapa banyak kotoran yang kau tanggalkan dari kulitmu saat mandi?"

"Kenapa kau penasaran soal itu?" Tanggap Hermione.

"Aku hanya khawatir jika saja kotorannya akan menyumbat saluran pembuangan di kamar mandiku."

Hermione memutar bola mata malas. Ia kemudian mendudukan diri di tepi ranjang di samping Draco. Lantas merebahkan diri dan menatap ke arah langit-langit kamar.

Kamar Draco menjadi sedikit gelap karena malam akhirnya menyingsing dan cahaya bulan menjadi satu-satunya penerang.

"Cahayanya berwarna silver," gumam Hermione tiba-tiba, menarik perhatian Draco "apa kau tahu kalau kilaunya berasal dari cahaya bulan? Meski di ruang tanpa cahaya, kilapnya tidak akan sirna."

Draco tidak tahu apa yang Hermione racaukan. Setiap kalimatnya seperti menyimpan teka-teki.

"Aku sudah tau, Draco."

Hermione mengejutkannya lagi. Perempuan itu bangun dari posisi berbaringnya.

"Latar belakang kenapa dongeng penyihir merah dibuat." Pandangan Hermione lurus menatap ke luar jendela, pada bulan yang bersinar keperakan diluar sana. "Gelang, penglihatan dan dongeng. Semua itu saling terkait, dan titik yang menghubungkan ketiganya adalah tragedi."

"Jane-Anne memperingatkan aku bahwa sebagai reinkarnasi, tragedi akan mengikuti. Tapi ada satu cara agar tragedi itu tidak terjadi. Yaitu dengan memutus ikatan." kepala Hermione akhirnya berpaling, menoleh pada Draco, menelik manik abu-abu dibawah keremangan.

Hermione melepas gelangan dari pergelangan tangannya, mengancungkannya di hadapan Draco "ini tidak berguna jika hanya dilepaskan, karena pada akhirnya akan tetap kembali, tapi, ada satu hal yang bisa memutus rantai tragedi ini..." Tangan Hermione bergerak, menyelinap, meraba sebuah benda di belakang tubuhnya. Ia kemudian berdiri, memposisikan diri tepat di hadapan Draco, menghalangi sinar bulan menerpa tubuh lelaki tersebut.

Sementara Draco mendongkak, menatap hazel yang perlahan gelap, dilingkupi niat membunuh yang terlalu jelas. Dan secepat angin bertiup, Hermione mengancungkan tongkat milik Draco yang entah sejak kapan ada ditangan perempuan itu.

"Satu-satunya cara memutus rantai tragedi adalah si penghianat harus mati."

Draco bergerak cepat menahan tangan Hermione yang siap menggerakan tongkat membuat simbol kutukan.

"Menjadi seorang pembunuh tidak akan mudah, Hermione," kata Draco.

"Tidak jadi masalah," balas Hermione sarkastik "lepaskan!" Hermione berusaha menarik pergelangan tangannya dari cengkraman Draco, tapi ia tidak cukup kuat untuk mengimbangi kekuatan laki-laki yang jauh lebih berenergi dari pada dirinya. Pada akhirnya, usahanya justru membawa Hermione jatuh dalam pelukan Draco.

ʟᴏsᴛ ᴀɴᴅ ғᴏᴜɴᴅ ↬ᴅʀᴀᴍɪᴏɴᴇ ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang