21 • Selalu Berada Di Perpustakaan

412 52 2
                                    

Hermione tidak tahu apa yang ia lakukan. Akhir-akhir ini, semenjak malam pertama tahun ke-6, Hermione jadi lebih sering datang ke perpustakaan dibanding tahun-tahun lalu. Di sana, ia selalu bertemu Draco Malfoy.

Hermione yang sedang mencari buku yang berkaitan dengan dongeng penyihir merah dan Draco yang sedang mencari buku mantra. Keduanya tanpa sadar menghabiskan banyak waktu bersama dengan saling membantu pekerjaan masing-masing.

Harry dan Ron mungkin akan mulai curiga kemana teman perempuan mereka selalu pergi setiap makan malam selesai.

"Kau tidak pakai gelangnya," kata Hermione, menarik perhatian Draco.

Draco mengangkat pandangan dari buku yang terbuka di atas meja, melihat ke arah Hermione.

"Aku akan pakai jika sedang perlu. Lagi pula, bukankah akan aneh bagi orang lain jika aku pakai gelang yang sama persis seperti milikmu," tanggap Draco.

Hermione mengangguk, baru menyadarinya. Ia memandang gelang dipergelangan tangannya. Gelang miliknya dan milik Draco memang sama persis, karena gelang ini ditempa oleh orang yang sama dan dimaksudkan sebagai gelang pasangan.

Sejujurnya agak aneh jika mangakatan kata 'pasangan' dalam kalimat dimana nama Hermione Granger dan Draco Malfoy disebutkan.

"Kau benar," gumam Hermione.

Draco kembali mengalihkan pandangan dari buku dan melihat gadis yang duduk di sampingnya lagi.

"Jika aku memakai gelangnya, akan ada benang merah yang muncul. Akan kupakai jika ingin bertemu denganmu."

Hermione terkesiap mendengar penuturan Draco barusan. Kalimatnya tidak berarti apa-apa, tapi entah kenapa memiliki efek yang bisa membuat pipi Hermione merona.

Melihat gadis disampingnya mengalihkan pandangan, Draco mengerutkan alis heran.

"Bagaimana Granger?"

Hermione menoleh kelabakkan "apa?"

"Sudah temukan sesuatu tentang dongeng penyihir merah?"

Helaan napas berat seolah memberi jawaban tepat untuk Draco.

"Kau belum menemukan apa-apa?"

"Tidak juga," tanggap Hermione "aku menemukan ini." Hermione menggeser buku yang tengah dibacanya ke hadapan Draco "Dongeng itu dibuat hampir seribu tahun lalu oleh seorang penyair yang kala itu tidak begitu terkenal. Dia mengambil refrensi dari cerita yang berkembang di sekitar masyarakat disebuah negara kecil. Tentang gadis penyihir yang selalu duduk di bawah pohon tempat orang-orang berdoa, yang kemudian ditangkap oleh prajurit kerajaan dan dihukum mati."

Perhatian Draco langsung terfokus pada ilustrasi gambar hitam putih dilembar samping tulisan. Sebuah gambar seorang perempuan yang diikat di atas tiang dimana bertumpuk-tumpuk kayu api terbakar.

"Ini dia, Granger." Draco menarik kursi yang diduduki Hermione, memaksa gadis itu duduk lebih dekat disampingnya. Bahu mereka menempel ketika perhatian Hermione ikut tertarik pada buku di hadapannya.

"Pada penglihatan kedua. Gadis bergaun merah yang dibakar hidup-hidup," kata Draco.

Mata Hermione melotot kecil, mengingat kejadian saat ia dan Draco diseret ke dalam penglihatan lain oleh gelang yang Draco temukan di Manor nya.

"Waktu itu, sesuatu terjadi padamu..." Draco menoleh pada Hermione. Jarak wajah mereka begitu dekat, nyaris saja Draco hampir mencium pipi Hermione saat ia menoleh tadi.

Hermione diam sejenak, tampak memikirkan sesuatu sebelum ia menoleh, membalas tatapan Draco. Dan sama seperti pemuda platina, Hermione juga dibuat terkejut oleh jarak wajah merka yang hanya berjarak sekitar lima inci.

Hermione mundur, membawa serta kursinya menjauh. Gadis itu berdehem sejenak sebelum mengatakan sesuatu pada Draco.

"Aku diperlihatkan sesuatu yang lain saat itu," aku Hermione.

Draco menjadi serius mendengarkan setelah lepas dari perasaan berdebar yang diciptakan oleh minimnya jarak ia dan Hermione beberapa detik lalu.

"Gadis bergaun merah itu memeperlihatkan adegan saat ia duduk di bawah pohon doa, menunggu seseorang selama berhari-hari sendirian sampai ia akhirnya ditangkap oleh prajurit kerajaan." Hermione menggigit bibirnya, skeptis untuk melanjutkan perkataannya "aku juga diperlihatkan adegan yang sama yang kita lihat pertama kali..."

"Dua orang di hutan?" Tebak Draco. Hermione mengangguk.

Draco tidak tahu kenapa ekspresi wajah Hermione tampak mengeruh saat ini. Pasti ada hal lain selain dua penghlihatan yang sudah Hermione beritahukan padanya.

"Ada sesuatu yang lain?" Tanya Draco.

Hermione mengambil napas, lalu mengangguk lirih. Ia kemudian mulai bicara lagi dengan perlahan "Malfoy. Aku melihat semua penglihatan itu, seperti kilas balik sebuah kenangan orang lain, hanya saja di mataku, perempuan bergaun merah itu terlihat seperti aku, dan laki-laki yang menempa gelang terlihat sepertimu..."

Hermione menanti rekasi Draco. Tapi, lama ia menunggu, Draco tidak mengeluarkan sepatah kata apa pun dan bahkan raut wajahnya tidak bisa dibaca.

"Gadis itu, Jane-Anne bicara padaku. Dia mengatakan bahwa tragedi yang sama akan datang lagi. Selama benang merah masih terjalin, maka kisah akan terus berlanjut." Hermione menelan saliva "Malfoy, kau mengerti maksudnya?"

Masih tidak ada tanggapan. Hermione merasa ia seolah bicara pada angin.

"Reinkarnasi..." gumam Draco setelah beberapa detik. Nafasnya menjadi berat. Ia sudah menduganya, setiap aspek yang ia temukan tentang gelang, dongeng dan penglihatan, semua benang merah yang menghubungkannya dengan Hermione.

Mereka adalah reinkarnasi dari orang yang hidup seributahun jauhnya dimasa lalu. Dua orang yang mereka lihat dalam penglihatan yang ditunjukan gelang.

"Kau percaya reinkarnasi?"

"Tidak...pada awalnya, tapi itu datang pada kita dengan sendirinya."

Hermione tidak tahu apa yang ada dalam pikiran Draco saat ini. Apakah ia membenci fakta bahwa mereka adalah bentuk reinkarnasi dari sepasang kekasih dimasa lalu.

"Granger, jangan katakan perihal ini pada siapa pun. Ingat, tidak seorang pun."

"Aku mengerti. Kau tidak ingin ada orang yang tahu bahwa kita adalah sepasang kekasih di masa lampau."

Hermione berdiri, membereskan buku-bukunya dan hendak beranjak pergi. Tapi Draco meraih pergelangan tangan Hermione, mencegat gadis itu.

"Tidak seperti itu. Hanya saja ini belum jelas. Mari tetap menyimpannya bersama sampai kita temukan kebenaran yang lebih valid."

Hermione tidak tahu harus menanggapi apa. Tapi nada lembut suara Draco berhasil menyentuh hatinya, meluruhkan perasaan tidak aman Hermione yang hampir menguasainya.

Saat itu, Hermione mengangguk, dengan canggung mematuhi perkataan Draco.

To Be Continued

A/n

Ayo kasih komentar kalian tentang chapter ini~

ʟᴏsᴛ ᴀɴᴅ ғᴏᴜɴᴅ ↬ᴅʀᴀᴍɪᴏɴᴇ ✓Where stories live. Discover now