24 • Partner Ke Pesta Slughorn

439 49 0
                                    

Hermione mendapat undangan untuk datang ke pesta dari Profesor Ramuan, Horace Slughorn. Sayangnya, ia harus punya partner jika ingin datang.

Pestanya malam ini, dan Hermione sudah menentukan siapa yang akan ia ajak untuk menemaninya menghadiri pesta Slughorn. Draco Malfoy tentu saja. Hermione masih main kucing-kucingan dengan dua sahabatnya.

Harry sudah pasti akan datang karena Hermione tahu bahwa Harry memang sedang gencar-gencarnya mendekati Profesor Slughorn atas perintah Dumbledore. Harry tidak pernah mengatakan detail kenapa Dumbledore menyuruhnya mendekati Slughorn, katanya tujuan Harry mendekati Profesor ramuan tersebut karena ingin menggali sesuatu yang hanya diketahui Profesor baru itu. -sekedar info, Hermione mengetahui ini sebelum ia bertengkar dengan dua sahabatnya-

Hermione tidak tahu sudah sampai mana perkembangan rencana Harry. Tapi tampaknya masih sulit karena Harry masih gencar mengikuti setiap ajakan Slughorn.

"Bagaimana?" Tanya Hermione. Ia menatap pemuda yang berdiri di hadapannya saat ini, menunggu jawaban atas ajakan yang susah payah ia rangkai kalimatnya.

"Aku tidak keberatan. Tapi kau mungkin akan kena masalah," kata Draco.

Hermione segera menggeleng "aku bisa atasi itu. Memang siapa yang mau menghakimi? Lagi pula, tidak ada larangan tentang tidak boleh mengajak Malfoy sebagai partner."

"Yah, kau cukup berani mengajak seorang yang dicurigai sebagai pelahap maut."

"Jangan katakan itu. Yang mencurigaimu hanya dua orang idiot. Jika kau mengakatannya dengan lantang, satu Hogwarts juga akan ikut berspekulasi."

"Kau terlalu percaya padaku, Hermione."

Hermione membalasnya dengan kedikan bahu acuh. Tidak mau lagi membahas tentang kecurigaan tentang pelahap maut. Ia dengan lihai mengubah topik kembali ke awal.

"Jadi? Kau ikut aku kan?"

Draco tersenyum, tapi kemudian senyuman itu berubah menjadi seringgaian "tentu. Kapan lagi orang-orang melihat Granger dan Malfoy menjadi pasangan? Aku juga tidak sabar ingin melihat rekasi Potter saat tahu bahwa akulah yang kau ajak ke pesta nanti malam."

"Pikiran licikmu itu, entah bagaimana caranya untuk dihilangkan," komentar Hermione, geleng-geleng kepala.

"Okey. Kalau begitu berpakainlah yang rapi nanti malam. Dan jika berjalan lancar, aku akan memberikan sesuatu padamu," kata Hermione.

"Aku selalu berpakaian rapi. Katakan saja jika kau ingin agar aku lebih tampan malam nanti. Dan apa yang akan kau berikan padaku?"

"Itu masih rahasia, Tuan narsis. Selesaikan agenda malam ini dan kau akan tau," balas Hermione.

Draco terkekeh ringan "yah, lihat saja nanti malam. Akan kubuat kau terkesima."

"Sebaiknya kurangkan sifat narsismu itu, atau tidak akan ada gadis yang mau denganmu. Yah, selain Parkinson yang tampaknya sudah dibutakan oleh cinta."

"Kau tidak perlu khawatir soal itu. Aku sudah menemukan gadis yang bisa tahan bersamaku. Tentu saja bukan Pansy."

"Oh, benarkah? Gadis itu pasti bukan gadis biasa."

"Tentu saja. Aku tidak mungkin memilih gadis biasa untuk dijadikan pasangan."

"Ya ya ya, terserah kau, Tuan narsis. Waktuku bicara denganmu sudah babis, aku harus masuk kelas sekarang."

Hermione berlalu melewati Draco, tidak lupa menyenggol bahu pemuda itu hanya untuk bercanda, membuat Draco tersenyum dan membisikan sesuatu yang hanya bisa di dengarnya seorang diri.

"Gadis yang tidak biasa..."

•••

Dugaan Hermione dan Draco tepat sasaran. Selama ini, tidak ada yang tahu tentang hubungan mereka yang telah menjadi lebih dari musuh -teman maksudnya- jadi, ketika malam ini Hermione datang bersama Draco, semua pandangan langsung tertuju pada mereka. Tatapan terkejut dan tidak percaya, bahkan Harry yang sedang bicara dengan Profesor Slughorn ikut memandang ke arahnya dengan mulut terbuka dan mata melotot.

Rekasi ini lebih dari yang mereka harapkan. Impac nya sungguh luar biasa. Tampang Cormac McLagen yang terkejut terlihat sangat konyol, Neville yang kebagian menjadi pelayan, membatu tanpa sadar bahwa gelas di atas baki sudah tumpah ke lantai, mengenai Blaise yang tak sadar kalau sepatu mahalnya telah kotor.

Satu-satunya yang terpukau adalah Horace Slughorn sendiri, yang juga lebih dulu sadar dan menghampiri pasangan yang baru saja tiba untuk menyapa.

"Selamat datang, Miss Granger. Sebuah kejutan tidak terduga bahwa kau mengajak Mr. Malfoy sebagai partner. Kalian tampak serasi. Mari, nikmatilah pesata malam ini, jangan lupa juga dengan hidangannya," kata Slughorn panjang lebar, yang kemudian memanggil Neville yang terlambat sadar sebelum menghampiri si pemilik pesta dengan wajah linglung "tolong bawakan minumannya ke sini, Mr. Longbotoom."

Nevile berbegrak seperti robot, pergi tapi masih sesekali menoleh ke belakang untuk memastikan bahwa Hermione masih bersama Draco di belakang. Mungkin memastikan kalau dia salah lihat.

Tidak mungkin Hermione akan datang dengan Slytherin, apa lagi Malfoy.

Ini akan jadi berita paling heboh mulai besok. Atau mungkin mulai malam ini. Karena ketika kesadaran kembali menyertai orang-orang, berbagai macam gosip mulai mengalir di setiap perkumpulan kecil yang terbentuk di setiap sudut pesta.

Saat itu, Draco ditarik Blaise, dipaksa meninggalkan Hermione sendirian sampai Harry datang dan ikut menarik Hermione keluar dari pesta untuk dimintai penjelasan atas hal tidak masuk akal yang telah sahabat perempuannya itu lakukan.

"Jelaskan, Mione. Apa maksudmu mengajak Malfoy ke pesta Slughorn?" Kalimat pertama Harry setelah mereka benar-benar telah berada di luar pesta.

Hermione bersedekap dada "karena aku ingin mengajaknya."

"Apa tidak ada yang lain? Demi Merlin, Mione."

Hermione bisa melihat kefrustasian Harry dan juga kekhawatiran dari manik dibalik kacamatanya.

"Karena tidak ada yang lain, maka aku mengajaknya," balas Hermione "dan Harry, jika kau lupa kita masih bertengkar saat ini, jadi kau tidak punya hak untuk mengatur dengan siapa aku harus berpasangan."

Ekspresi dan tatapan Harry melunak "Mione. Aku dan Ron khawatir padamu. Malfoy itu..."

"Sampai kau melanjutkan kalimatmu dan membahas spekulasi konyol itu lagi, aku bersumpah Harry, tidak akan bicara denganmu lagi."

"Hermione..."

"Harry, kekhawatiranmu atas 'kau tau siapa' membuat pikiranmu mulai tidak stabil. Spekulasi buruk yang sering muncul itu bukan berarti kenyataannya memang begitu. Dengar, Harry. Disituasi kelam saat ini, kau seharusnya lebih menjernihkan pikiranmu untuk memikirkan strategi bagus untuk melawan 'kau tau siapa' "

To Be Continued

ʟᴏsᴛ ᴀɴᴅ ғᴏᴜɴᴅ ↬ᴅʀᴀᴍɪᴏɴᴇ ✓Where stories live. Discover now